Kasus-Kasus
Pelanggaran HAM Zaman Orde Baru
Ø 1965
1.
Penculikan
dan pembunuhan terhadap tujuh Jendral Angkatan Darat.
2. Penangkapan,
penahanan dan pembantaian massa pendukung dan mereka yang diduga sebagai
pendukung Partai Komunis Indonesia . Aparat keamanan terlibat aktif maupun
pasif dalam kejadian ini.
Ø 1966
1.
Penahanan
dan pembunuhan tanpa pengadilan terhadap PKI terus berlangsung, banyak yang
tidak terurus secara layak di penjara, termasuk mengalami siksaan dan
intimidasi di penjara.
2. Dr Soumokil, mantan
pemimpin Republik Maluku Selatan dieksekusi pada bulan Desember.
3. Sekolah- sekolah Cina
di Indonesia ditutup pada bulan Desember.
Ø 1967
1.
Koran-koran
berbahasa Cina ditutup oleh pemerintah.
2. April, gereja- gereja
diserang di Aceh, berbarengan dengan demonstrasi anti Cina di Jakarta .
3. Kerusuhan anti
Kristen di Ujung Pandang.
Ø 1969
1.
Tempat
Pemanfaatan Pulau Buru dibuka, ribuan tahanan yang tidak diadili dikirim ke
sana .
2. Operasi Trisula
dilancarkan di Blitar Selatan.
3. Tidak menyeluruhnya
proses referendum yang diadakan di Irian Barat, sehingga hasil akhir jajak
pendapat yang mengatakan ingin bergabung dengan Indonesia belum mewakili suara
seluruh rakyat Papua.
4. Dikembangkannya
peraturan- peraturan yang membatasi dan mengawasi aktivitas politik, partai
politik dan organisasi kemasyarakatan. Di sisi lain, Golkar disebut- sebut
bukan termasuk partai politik.
Ø 1970
1.
Pelarangan
demo mahasiswa.
2. Peraturan bahwa
Korpri harus loyal kepada Golkar.
3. Sukarno meninggal
dalam ‘tahanan’ Orde Baru.
4. Larangan penyebaran
ajaran Bung Karno.
Ø 1971
1.
Usaha
peleburan partai- partai.
2. Intimidasi calon
pemilih di Pemilu ’71 serta kampanye berat sebelah dari Golkar.
3. Pembangunan Taman
Mini yang disertai penggusuran tanah tanpa ganti rugi yang layak.
4. Pemerkosaan Sum
Kuning, penjual jamu di Yogyakarta oleh pemuda- pemuda yang di duga masih ada
hubungan darah dengan Sultan Paku Alam, dimana yang kemudian diadili adalah Sum
Kuning sendiri. Akhirnya Sum Kuning dibebaskan.
Ø 1972
1. Kasus sengketa tanah
di Gunung Balak dan Lampung.
Ø 1973
1. Kerusuhan anti Cina
meletus di Bandung .
Ø 1974
1.
Penahanan
sejumlah mahasiswa dan masyarakat akibat demo anti Jepang yang meluas di
Jakarta yang disertai oleh pembakaran- pembakaran pada peristiwa Malari.
Sebelas pendemo terbunuh.
2. Pembredelan beberapa
koran dan majalah, antara lain ‘Indonesia Raya’ pimpinan Muchtar Lubis.
Ø 1975
1.
Invansi
tentara Indonesia ke Timor- Timur.
2. Kasus Balibo,
terbunuhnya lima wartawan asing secara misterius.
Ø 1977
1.
Tuduhan
subversi terhadap Suwito.
2. Kasus tanah Siria-
ria.
3. Kasus Wasdri, seorang
pengangkat barang di pasar, membawakan barang milik seorang hakim perempuan.
Namun ia ditahan polisi karena meminta tambahan atas bayaran yang kurang dari
si hakim.
4. Kasus subversi
komando Jihad.
Ø 1978
1.
Pelarangan
penggunaan karakter-karakter huruf Cina di setiap barang/ media cetak di
Indonesia.
2. Pembungkaman gerakan
mahasiswa yang menuntut koreksi atas berjalannya pemerintahan, beberapa
mahasiswa ditahan, antara lain Heri Ahmadi.
3. Pembredelan tujuh
suratkabar, antara lain Kompas, yang memberitakan peritiwa di atas.
Ø 1980
1.
Kerusuhan
anti Cina di Solo selama tiga hari. Kekerasan menyebar ke Semarang , Pekalongan
dan Kudus.
2. Penekanan terhadap
para penandatangan Petisi 50. Bisnis dan kehidupan mereka dipersulit, dilarang
ke luar negeri.
Ø 1981
1. Kasus Woyla,
pembajakan pesawat garuda Indonesia oleh muslim radikal di Bangkok. Tujuh orang
terbunuh dalam peristiwa ini.
Ø 1982
1.
Kasus
Tanah Rawa Bilal.
2. Kasus Tanah Borobudur
. Pengembangan obyek wisata Borobudur di Jawa Tengah memerlukan pembebasan
tanah di sekitarnya. Namun penduduk tidak mendapat ganti rugi yang memadai.
3. Majalah Tempo
dibredel selama dua bulan karena memberitakan insiden terbunuhnya tujuh orang
pada peristiwa kampanye pemilu di Jakarta . Kampanye massa Golkar diserang oleh
massa PPP, dimana militer turun tangan sehingga jatuh korban jiwa tadi.
Ø 1983
1.
Orang-
orang sipil bertato yang diduga penjahat kambuhan ditemukan tertembak secara
misterius di muka umum.
2. Pelanggaran gencatan
senjata di Tim- tim oleh ABRI.
Ø 1984
1.
Berlanjutnya
Pembunuhan Misterius di Indonesia.
2. Peristiwa pembantaian
di Tanjung Priuk terjadi.
3. Tuduhan subversi
terhadap Dharsono.
4. Pengeboman beberapa
gereja di Jawa Timur
Ø 1985
1. Pengadilan terhadap
aktivis-aktivis islam terjadi di berbagai tempat di pulau Jawa.
Ø 1986
1.
Pembunuhan
terhadap peragawati Dietje di Kalibata. Pembunuhan diduga dilakukan oleh mereka
yang memiliki akses senjata api dan berbau konspirasi kalangan elit.
2. Pengusiran,
perampasan dan pemusnahan Becak dari Jakarta.
3. Kasus subversi
terhadap Sanusi.
4. Ekskusi beberapa
tahanan G30S/ PKI.
Ø 1989
1.
Kasus
tanah Kedung Ombo.
2. Kasus tanah Cimacan,
pembuatan lapangan golf.
3. Kasus tanah
Kemayoran.
4. Kasus tanah Lampung,
100 orang tewas oleh ABRI. Peritiwa ini dikenal dengan dengan peristiwa Talang
sari.
5. Bentrokan antara
aktivis islam dan aparat di Bima.
6. Badan Sensor Nasional
dibentuk terhadap publikasi dan penerbitan buku. Anggotanya terdiri beberapa
dari unsur intelijen dan ABRI.
Ø 1991
1. Pembantaian di
pemakaman Santa Cruz, Dili terjadi oleh ABRI terhadap pemuda-pemuda Timor yang
mengikuti prosesi pemakaman rekannya. 200 orang meninggal.
Ø 1992
1.
Keluar
Keppres tentang Monopoli perdagangan cengkeh oleh perusahaan-nya Tommy Suharto.
2. Penangkapan Xanana
Gusmao.
Ø 1993
1. Pembunuhan terhadap
seorang aktifis buruh perempuan, Marsinah. Tanggal 8 Mei 1993
Ø 1994
1. Tempo, Editor dan
Detik dibredel, diduga sehubungan dengan pemberita-an kapal perang bekas oleh
Habibie.
Ø 1995
1.
Kasus
Tanah Koja.
2. Kerusuhan di Flores.
Ø 1996
1.
Kerusuhan
anti Kristen diTasikmalaya. Peristiwa ini dikenal dengan Kerusuhan Tasikmalaya.
Peristiwa ini terjadi pada 26 Desember 19962. Kasus tanah Balongan.
2. Sengketa antara
penduduk setempat dengan pabrik kertas Muara Enim mengenai pencemaran
lingkungan.
- Sengketa tanah Manis Mata.
- Sengketa tanah Manis Mata.
3. Kasus waduk Nipah di
madura, dimana korban jatuh karena ditembak aparat ketika mereka memprotes
penggusuran tanah mereka.
4. Kasus penahanan
dengan tuduhan subversi terhadap Sri Bintang Pamung-kas berkaitan dengan demo
di Dresden terhadap pak Harto yang berkun-jung di sana.
5. Kerusuhan Situbondo,
puluhan Gereja dibakar.
6. Penyerangan dan
pembunuhan terhadap pendukung PDI pro Megawati pada tanggal 27 Juli.
7. Kerusuhan
Sambas–Sangualedo. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 30 Desember 1996.
Ø 1997
1.
Kasus
tanah Kemayoran.
2. Kasus pembantaian
mereka yang diduga pelaku Dukun Santet di Jawa Timur.
Ø 1998
1.
Kerusuhan
Mei di beberapa kota meletus, aparat keamanan bersikap pasif dan membiarkan.
Ribuan jiwa meninggal, puluhan perempuan diperkosa dan harta benda hilang.
Tanggal 13 – 15 Mei 1998.
2. Pembunuhan terhadap
beberapa mahasiswa Trisakti di jakarta , dua hari sebelum kerusuhan Mei.3.
Pembunuhan terhadap beberapa mahasiswa dalam demonstrasi menentang Sidang
Istimewa 1998. Peristiwa ini terjadi pada 13 – 14 November 1998 dan dikenal
sebagai tragedi Semanggi I.
Ø 1999
1.
Pembantaian
terhadap Tengku Bantaqiyah dan muridnya di Aceh. Peritiwa ini terjadi 24 Juli
1999. Pembumi hangusan kota Dili, Timor Timur oleh Militer Indonesia dan Milisi
pro integrasi. Peristiwa ini terjadi pada 24 Agustus 1999.
2. Pembunuhan terhadap
seorang mahasiswa dan beberapa warga sipil dalam demonstrasi penolakan
Rancangan Undang-Undang Penanggulangan Keadaan Bahaya (RUU PKB). Peristiwa Ini
terjadi pada 23 – 24 November 1999 dan dikenal sebagai peristiwa Semanggi II.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar