Aktivitas Manusia dalam Pemanfaatan Batuan
penyusun Litosfer
A. Pengertian Litosfer
Litosfer
berasal dari bahasa Yunani, lithos,
berarti batuan dan sphere berarti
lapisan. Litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar/kulit bumi. Litosfer
sering dinamakan lapisan silika. Litosfer/kulit bumi terdapat pada bagian atas
dari mantel bumi sehingga memiliki lapisan yang keras pada bagian luarnya.
B. Sifat-sifat Fisik Mineral dan Batuan
Ø Batuan
Pembentukan Litosfer
Batuan merupakan benda padat bentukan alam yang terdiri atas atau lebih mineral, bisa dalam bentuk granit, endesit, pasir, batu bara, lempung, dll kecuali tanah.
Batuan merupakan benda padat bentukan alam yang terdiri atas atau lebih mineral, bisa dalam bentuk granit, endesit, pasir, batu bara, lempung, dll kecuali tanah.
ü Batuan
Beku
Merupakan batuan yang terbentuk akibat pendinginan dan kristalisasi materi larutan cair(pijar) yang mempunyai tekstur dan komosisi yang khas (magma), baik yang terbentuk di dalam bumimaupun di luar bumi.
Merupakan batuan yang terbentuk akibat pendinginan dan kristalisasi materi larutan cair(pijar) yang mempunyai tekstur dan komosisi yang khas (magma), baik yang terbentuk di dalam bumimaupun di luar bumi.
·
Batuan beku
dalam (intrusif)
Disebut batuan plutonis (abisis) dengan tekstur holokristalin yang terbentuk akibat pendinginan dan pembekuan secara lambat yang jauh di dalam bumi. Ciri fisik batuan ini adalah berbutir kasar, jarang terlihat adanya lubang-lubang gas karena melalui pendinginan yang lama. Contohnya granit, granodiorite, dan gabro.
Disebut batuan plutonis (abisis) dengan tekstur holokristalin yang terbentuk akibat pendinginan dan pembekuan secara lambat yang jauh di dalam bumi. Ciri fisik batuan ini adalah berbutir kasar, jarang terlihat adanya lubang-lubang gas karena melalui pendinginan yang lama. Contohnya granit, granodiorite, dan gabro.
·
Batuan gang
Disebut juga batuan korok (hipo abisis) dengan struktur halus yang terbentuk kibat pendinginan dan pebekuan magma yang menerobos lewat celah-celah litosfer secara lambat. Cirri fisik batuan ini adalah lebih halus daripada batuan plutonis namun lebih kasar daripada batuan efusif, karena pendinginan yang agak lebih cepat sehingga Kristal mineral tidak semuanya besar dan sedikit mengandung gas. Contohnya porfiri granit dan diorit porfiri.
Disebut juga batuan korok (hipo abisis) dengan struktur halus yang terbentuk kibat pendinginan dan pebekuan magma yang menerobos lewat celah-celah litosfer secara lambat. Cirri fisik batuan ini adalah lebih halus daripada batuan plutonis namun lebih kasar daripada batuan efusif, karena pendinginan yang agak lebih cepat sehingga Kristal mineral tidak semuanya besar dan sedikit mengandung gas. Contohnya porfiri granit dan diorit porfiri.
·
Batuan beku luar
(efusif)
Batuan ini di bentuk ketika magma mencapai permukaan bumi yang disebut lava. Batuan terbentuk dari lava yang kental dan membentuk gumpalan lava yang penyebaranya relative terbatas. Contohnya obsidian, riolit, dan batu apung.
Batuan ini di bentuk ketika magma mencapai permukaan bumi yang disebut lava. Batuan terbentuk dari lava yang kental dan membentuk gumpalan lava yang penyebaranya relative terbatas. Contohnya obsidian, riolit, dan batu apung.
ü Batuan
endapan (batuan sedimen)
Terbentuk Karena timbunan endapan yang telah mengalami pemadatan atau sedimentasi sehingga menjadi batuan yang pejal (proses lithologi). Proses pembentukan batuan sedimen mencakup 4 proses penting:
Terbentuk Karena timbunan endapan yang telah mengalami pemadatan atau sedimentasi sehingga menjadi batuan yang pejal (proses lithologi). Proses pembentukan batuan sedimen mencakup 4 proses penting:
·
Pelapukan (weathering), adalah hancurnya batuan dan
benda lain dari ukuran besar menjadi kecil.
·
Pengangkutan (transportation), dilakukan oleh tenaga (agent), seperti air yang mengalir,
gletser, angin, dan gravitasi.
·
Pengendapan (deposition), terjadi di berbagai macam
lingkungan sedimentasi, seperti sungai.
·
Pemadatan dan
pengikatan sehingga membentuk bantuan pejal.
ü Batuan
malihan (batuan metamorf)
Adalah batuan yang telah mengalami penghabluran ulang dari batuan beku, sedimen sehingga membentuk tipe batuan baru dengan tekstur dan susunan tertentu. Batuan malihan meliputi sebagian besar kulit bumi.
Adalah batuan yang telah mengalami penghabluran ulang dari batuan beku, sedimen sehingga membentuk tipe batuan baru dengan tekstur dan susunan tertentu. Batuan malihan meliputi sebagian besar kulit bumi.
C. Indentifikasi sifat fisik mineral dan
batuan
Ø Definisi
dan klasifikasi mineral
Mineral adalah bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, terdiri dari unsur kimiawi dimana atom-atom di dalamnya tersusun mengikuiti suatu pola. Kristal adalah bahan padat yang homogeny yang memiiki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur.
Mineral adalah bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, terdiri dari unsur kimiawi dimana atom-atom di dalamnya tersusun mengikuiti suatu pola. Kristal adalah bahan padat yang homogeny yang memiiki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur.
Ø Sifat-sifat
fisik mineral
1.
Bentuk Kristal
Setiap mineral memiliki bentuk Kristal yang khas, dan berbeda akibat susunan atom karbon yang berbeda.
Setiap mineral memiliki bentuk Kristal yang khas, dan berbeda akibat susunan atom karbon yang berbeda.
2.
Berat jenis
Ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya dan kepadatan dari ikatan unsure-unsur tersebut di dalam susunan kristalnya.
Ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya dan kepadatan dari ikatan unsure-unsur tersebut di dalam susunan kristalnya.
3.
Bidang belah
Mineral mempunyai kecendrungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu.
Mineral mempunyai kecendrungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu.
4.
Warna
Ada berbagai warna yang khas digunakan untuk mengenali adanya unsur tertentu di dalamnya.
Ada berbagai warna yang khas digunakan untuk mengenali adanya unsur tertentu di dalamnya.
5.
Kekerasan
Adalah sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi atau mudah tergores.
Adalah sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi atau mudah tergores.
6.
Goresan pada
bidang
Beberapa mineral memiliki goresan pada bidangnya, seperti mineral kuarsa dan pyrite.
Beberapa mineral memiliki goresan pada bidangnya, seperti mineral kuarsa dan pyrite.
7.
Kilap
Adalah kenampakan atau kualitas pantulan Cahaba dari permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada dua jenis yaitu kilap logam dan nonlogam.
Adalah kenampakan atau kualitas pantulan Cahaba dari permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada dua jenis yaitu kilap logam dan nonlogam.
Ø Sifat
kimiawi mineral
a)
Kelompok mineral
silikat
Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan. Dibagi menjadi 2:
Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan. Dibagi menjadi 2:
·
Mineral
ferromagnesium
Mempunyai warna gelap da berat jenis yang besar.
Mempunyai warna gelap da berat jenis yang besar.
·
Mineral
nonferromagnesium
Terdiri atas muskovit, feldspat, ortoklas, dan kalsium.
Terdiri atas muskovit, feldspat, ortoklas, dan kalsium.
b)
Kelompok mineral
nonsilikat, terdiri atas:
·
mineral oksida,
terbentuk akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsure tertentu.
·
mineral sulfida,
hasil persenyawaan antara unsure tertentu dengan sulphur (belerang).
·
mineral karbonat
dan sulfat, adalah hasil persenyawaan dengan ion dan disebut karbonat.
·
unsure murni, mempunyai anggoat yang terdiri
dari belerang, grafit, perak, dan platinum.
·
mineral halide
·
mineral karbonat
·
mineral hidroksida
·
mineral fosfat
D. Identifikasi sifat fisik batuan
a)
Struktur batuan
beku
Dibedakan menjadi:
Dibedakan menjadi:
·
Struktur batuan
beku ekstrusif, batuan beku ekstrusif proses pembekuannya berlangsung di
permukaan bumi. Batuan ini adalah lava yang memiliki berbagai struktur yang
member petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut.
Struktur batuan beku intrusif, yaitu batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung di bawah permukaan bumi. Struktur tubuh batuan intrusif terbagi menjadi 2
Struktur batuan beku intrusif, yaitu batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung di bawah permukaan bumi. Struktur tubuh batuan intrusif terbagi menjadi 2
-
konkordan, tubuh
batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan di sekitarnya.
-
diskordan, tubuh
batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan di sekitarnya.
(1)
Tekstur batuan
beku
(a)
Tingkat
kristalisasi
(i)
Hipokristalin,
yaitu batuan beku yang tersusun oleh Kristal dan gelas.
(ii)
Holohyalin,
yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun dari gelas.
(b)
Ukuran butir
(i)
Phaneritic,
yaitu batuan beku yang tersusun oleh mineral yang berukuran kasar.
(ii)
Aphanitic, yaitu
bataun beku yang tersusun oleh mineral berukuran halus.
(c)
Bentuk Kristal
(i)
Euhedral, yaitu
bentuk Kristal yang sempurna.
(ii)
Subhedral, yaitu
bentuk Kristal yang kurang sempurna.
(iii)
Anhedral, yaitu
bentuk Kristal yang tidak sempurna.
(d)
Kombinasi bentuk
kristalnya
(i)
Unidiomorf
(ii)
Hypidiomorf
(iii)
Allotriomorf
(e)
Keseragaman
antarbutirnya
(i)
Equigranular,
yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama.
(ii)
Inequigranular,
yaitu ukuran butir penyusun batuannya tidak sama.
(2)
Klasifikasi
batuan beku
(a)
Berdasarkan
tempat terbentuknya
(i)
Batuan beku plutonik,
yaitu batuan beku yang terbentuknya jauh di perut bumi.
(ii)
Batuan beku
hipabisal, yaitu batuan beku yang terbentuknya tidak jauh dari permukaan bumi.
(iii)
Batuan beku
vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi.
(b)
Berdasarkan
warnanya
(i)
Leucocratic rock
(ii)
Mesocratic rock
(iii)
Melanocratic
rock
(iv)
Hypermalanic
rock
(c)
Berdasarkan
kandungan kimianya
(i)
Batuan beku asam
(ii)
Batuan beku
menengah
(iii)
Batuan beku
ultra basa
E. Magma
Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada di dalam litosfer yag terdiri atas ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang mengapung di dalamnya, dan mengandung sejumlah bahan berwujud gas.
a.
Batuan sedimen
Berdasarkan bahannya, digolongkan menjadi
sedimen klatis, kimia, dan organis. Berdasarakan
tenaga mengendapkanya, dikelompokan menjadi batuan sedimen Aeolis, akuatis,
glacial, dan marine.
b.
Batuan malihan
(metamorf)
(1)
Batuan malihan
termal (kontak), terbentuk akibat proses perubahan batuan yang hanya melibatkan
panas tanpa efek tekanan penting. Contohnya batu pualam, batu marmer dari batu
kapur, dll.
(2)
Batuan malihan
dinamis (tekan), terbentuk akibat tekanan yang intensif dan terlokalisasi
sehingga mengakibatkan penghancuran batuan. Contohnya batu pasir dan pasir,
batu sabak dan tanah liat, dll.
(3)
Malihan regional
(4)
Malihan surut
(5)
Malihan pendinginan
F. Pemanfaatan
batuan penyusun litosfer
1.
Pemanfaatan
batuan beku
Dimanfaatkan untuk pondasi bangunan, lantai, dan dinding bangunan.
Dimanfaatkan untuk pondasi bangunan, lantai, dan dinding bangunan.
2.
Pemanfaatan
batuan sedimen
Dimanfaatkan untuk bahan bangunan, pengerasan jalan, bahan baku pembuatan semen, pupuk alternatif penetralisir keasaman tanah, dan pembasmi hama.
Pemanfaatan batuan malihanDimanfaatkan untuk bahan bangunan, pengerasan jalan, bahan baku pembuatan semen, pupuk alternatif penetralisir keasaman tanah, dan pembasmi hama.
Dimanfaatkan untuk menulis, pembuatan lantai, dan furnitur