Siti
Baheram
·
Pemain : 1. Siti Baheram = seorang perempuan yang
mempunyai satuoranganak
2. Si Bujang Juki = seorang preman yang luntang lantung
3. Si Buyuang Gambuik = teman akrab Bujang Juki
4. Ajo Saidi = suami Siti Baheram 5. Mandeh Siti Baheram = seorang ibu yang pengasi 6. Mandeh Si Juki = seorang ibu yang memanjakan anaknya
2. Si Bujang Juki = seorang preman yang luntang lantung
3. Si Buyuang Gambuik = teman akrab Bujang Juki
4. Ajo Saidi = suami Siti Baheram 5. Mandeh Siti Baheram = seorang ibu yang pengasi 6. Mandeh Si Juki = seorang ibu yang memanjakan anaknya
·
Pengarang : Sjamsudin St. Radjo Endah
·
Ringkasan cerita : Pada masa dahulu di Pariaman ada seorang
pemuda bernama Bujang Juki. Bujang Juki adalah seorang anak yang sangat dimanjakan oleh ibunya, semua keinginannya selalu dipenuhi oleh ibunya. Bujang Juki tidak disekolahkan dan juga tidak mengajai, tapi dia suka berjudi. Orang-orang kampung sering mengingatkan ibu Bujang Juki agar tidak terlalu memanjakan anaknya, tapi ibunya tidak menghiraukan karena Bujang Juki adalah anak satu-satunya.
pemuda bernama Bujang Juki. Bujang Juki adalah seorang anak yang sangat dimanjakan oleh ibunya, semua keinginannya selalu dipenuhi oleh ibunya. Bujang Juki tidak disekolahkan dan juga tidak mengajai, tapi dia suka berjudi. Orang-orang kampung sering mengingatkan ibu Bujang Juki agar tidak terlalu memanjakan anaknya, tapi ibunya tidak menghiraukan karena Bujang Juki adalah anak satu-satunya.
Bujang Juki mempunyai teman akrab bernama
Buyuang Gambuik. Suatu hari, saat itu
hujan deras dan angin ribut mereka di sebuah pondok mereka berdua bercerita
tentang hidup mereka yang miskin. Setelah berbincang-bincang cukup lama
akhirnya hujan reda dan mereka memutuskan untuk pergi dari pondok itu. Setelah
beberapa lama berjalan mereka sampai di depan rumah Siti Baheram. Siti Baheram
merasa kasihan melihat mereka berdua, lalu dia mengajak mereka masuk ke dalam
untuk istirahat dan makan. Setelah makan Bujang Juki dan Buyuang Gambuik pamit
pulang dan Siti Baheram memberi mereka uang untuk membeli rokok.
Dalam perjalanan pulang Bujang Juki
mengingatkan pada Buyuang Gambuik bahwa besok adalah hari selasa. Pada hari
selasa banyak orang yang bermain judi di sungai Pasak, dan jika mereka menang
hidup mereka bisa sedikit berubah. Tapi mereka tidak mempunyai uang tidak
mempunyai uang, karena itu mereka pergi ke rumah Bujang Juki untuk minta uang
pada ibunya. Ternyata ibunya tidak punya uang, akhirnya ibunya menjual barang
yang ada di rumah karena dia Bujang Juki memaksa untuk memberi uang. Dia
menjual barang-barang itu pada tetangga dan dia memberikan uang itu pada Bujang
Juki.
Setelah mendapat uang Bujang Juki
dan Buyuang Gambuik pergi ke sungai Pasak. Mereka berjalan dengan cepat karean
tidak sabar ingin segera sampai. Setelah beberapa lama kemudian mereka akhirnya
sampai, mereka lalu ke ekdai untuk makan.
Setelah makan, mereka membayarnya
dan keluar dari kedai itu untuk melihat-lihat orang yang sedang main di luar.
Mereka juga ikut bermain, beberapa lama kemudian mereka selesai bermain dan
kalah.
Sementara itu mamak Siti Baheram
yaitu Angku Kapalo teringat bahwa Saidi, suami Siti Baheram sudah lama tidak
pulang. Lau dia pergi ke rumah Siti Baheram dan menyuruhnya ke rumah Sidi untuk
mencarinya. Sesampainya di rumah mertuanya Siti Baheram menanyakan tentang
suaminya pada mertuanya. Karena mertuanya mengatakan bahwa Saidi belum pulang
Siti Baheram memutuskan untuk pulang. Tapi mertuanya melarang Siti Baheram
pulang karena sudah terlalu senja. Tapi Siti Baheram tetap pulang karena
anaknya yang ditinggal di rumah masih kecil.
Dalam perjalanan pulang Siti Baheram
melihat dua orang yang sedang duduk menjongkok di antara semak-semak. Ternyata
orang itu adalah Bujang Juki dan Buyuang Gambuik. Saat melihat Siti Baheram
Bujang Juki dan Buyuang Gambuik langsung berdiri. Mereka bermaksud untuk
merampoknya. Saat itu Bujang Juki mengeluarkan pisau untuk membunuh Siti
Baheram. Buyuang Gambuik melarang Bujang Juki membunuh Siti Baheram karena dia
dulu pernah menolongnya saat mereka kelaparan. Tapi Bujang Juki takut Siti
Baheram melaporkan kejadian ini pada Angku Kapalo, mamaknya. Akhirnya dia
menendang Buyuang Gambuik, dan membunuh dan merampas semua perhiasan yang
dipakai Siti Baheram.
Dirumah Siti Baheram ibunya merasa
cemas karena Siti Baheram belum pulang. Dia berpikir Siti Baheram menginap di
rumah mertuanya. Lau dia pergi ke rumah mertua Siti Baheram untuk menanyakan
hal itu. Setelah tau Siti Baheram tidaka ada di situ dia pergi kerumah Angku
Kapalo untuk melaporkan bahwasb hilang. Kabar itu disampaikan pada semua
orang-orang kampung. Orang-orang kampung sepakat untuk mencari Siti Baheram,
akhinya mereka menemukan mayat Siti Baheram tergeletak di semak-semak. Setelah
itu mereka menguburkan myat Siti Baheram.
Setelah
mayat Siti Baheram dikuburkan polisi mencari orang yang telah membunuh Siti
Baheram. Para polisi itru menangkap semua pejudi yang ada, tapi diantara mereka
tidak ada yang mengaku telah membunuh Siti Baheram. Saat menangkap penjudi itu
mereka tidak menemukan Bujang Juki dan Buyuang Gambuik, mereka mencurigai
mereka yang telah membunuh Siti Baheram. Setelah mencari-cari kemana-mana
akhirnya mereka berhasil ditangkap dia acara pacuan kuda di Bukittinggi. Bujang
Juki mengaku telah membunuh Siti Baheram dan merampoknya. Lalu mereka berdua
dipenjarakn di penjara Pariaman untu menunggu keputusan selanjutnya.
Tidak lama kemudian diputuskan bahwa
Buyuang Gambuik bebas karena dia tidak ikut membunuh Siti Baheram dan dia masih
berumur dbawah 17 tahun. Buyuang Gambuik juga telah melarang Bujang Juki untuk
membunuh Siti Baheram. Bujang Juki mendapat hukuman gantung untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar