Kamis, 20 November 2014

Budaya Alam MinangKabau - KABA Siti Baheram

Siti Baheram

·         Judul              : Siti Baheram
·         Pemain            : 1. Siti Baheram                   = seorang perempuan yang mempunyai                                                                                 satuoranganak
                          2. Si Bujang Juki               = seorang preman yang luntang lantung
                          3. Si Buyuang Gambuik      = teman akrab Bujang Juki
                          4. Ajo Saidi                         = suami Siti Baheram                                                          
  5. Mandeh Siti Baheram   = seorang ibu yang pengasi                                                      6. Mandeh Si Juki              = seorang ibu yang memanjakan anaknya

·         Pengarang      :  Sjamsudin St. Radjo Endah
·         Ringkasan cerita       : Pada masa dahulu di Pariaman ada seorang
pemuda bernama Bujang Juki. Bujang Juki adalah seorang anak yang sangat dimanjakan oleh ibunya,  semua keinginannya selalu dipenuhi oleh ibunya. Bujang Juki tidak disekolahkan dan juga tidak mengajai, tapi dia suka berjudi. Orang-orang kampung sering mengingatkan ibu Bujang Juki agar tidak terlalu memanjakan anaknya, tapi ibunya tidak menghiraukan karena Bujang Juki adalah anak satu-satunya.
             Bujang Juki mempunyai teman akrab bernama Buyuang Gambuik.  Suatu hari, saat itu hujan deras dan angin ribut mereka di sebuah pondok mereka berdua bercerita tentang hidup mereka yang miskin. Setelah berbincang-bincang cukup lama akhirnya hujan reda dan mereka memutuskan untuk pergi dari pondok itu. Setelah beberapa lama berjalan mereka sampai di depan rumah Siti Baheram. Siti Baheram merasa kasihan melihat mereka berdua, lalu dia mengajak mereka masuk ke dalam untuk istirahat dan makan. Setelah makan Bujang Juki dan Buyuang Gambuik pamit pulang dan Siti Baheram memberi mereka uang untuk membeli rokok.
            Dalam perjalanan pulang Bujang Juki mengingatkan pada Buyuang Gambuik bahwa besok adalah hari selasa. Pada hari selasa banyak orang yang bermain judi di sungai Pasak, dan jika mereka menang hidup mereka bisa sedikit berubah. Tapi mereka tidak mempunyai uang tidak mempunyai uang, karena itu mereka pergi ke rumah Bujang Juki untuk minta uang pada ibunya. Ternyata ibunya tidak punya uang, akhirnya ibunya menjual barang yang ada di rumah karena dia Bujang Juki memaksa untuk memberi uang. Dia menjual barang-barang itu pada tetangga dan dia memberikan uang itu pada Bujang Juki.
            Setelah mendapat uang Bujang Juki dan Buyuang Gambuik pergi ke sungai Pasak. Mereka berjalan dengan cepat karean tidak sabar ingin segera sampai. Setelah beberapa lama kemudian mereka akhirnya sampai, mereka lalu ke ekdai untuk makan.
            Setelah makan, mereka membayarnya dan keluar dari kedai itu untuk melihat-lihat orang yang sedang main di luar. Mereka juga ikut bermain, beberapa lama kemudian mereka selesai bermain dan kalah.
            Sementara itu mamak Siti Baheram yaitu Angku Kapalo teringat bahwa Saidi, suami Siti Baheram sudah lama tidak pulang. Lau dia pergi ke rumah Siti Baheram dan menyuruhnya ke rumah Sidi untuk mencarinya. Sesampainya di rumah mertuanya Siti Baheram menanyakan tentang suaminya pada mertuanya. Karena mertuanya mengatakan bahwa Saidi belum pulang Siti Baheram memutuskan untuk pulang. Tapi mertuanya melarang Siti Baheram pulang karena sudah terlalu senja. Tapi Siti Baheram tetap pulang karena anaknya yang ditinggal di rumah masih kecil.
            Dalam perjalanan pulang Siti Baheram melihat dua orang yang sedang duduk menjongkok di antara semak-semak. Ternyata orang itu adalah Bujang Juki dan Buyuang Gambuik. Saat melihat Siti Baheram Bujang Juki dan Buyuang Gambuik langsung berdiri. Mereka bermaksud untuk merampoknya. Saat itu Bujang Juki mengeluarkan pisau untuk membunuh Siti Baheram. Buyuang Gambuik melarang Bujang Juki membunuh Siti Baheram karena dia dulu pernah menolongnya saat mereka kelaparan. Tapi Bujang Juki takut Siti Baheram melaporkan kejadian ini pada Angku Kapalo, mamaknya. Akhirnya dia menendang Buyuang Gambuik, dan membunuh dan merampas semua perhiasan yang dipakai Siti Baheram.
            Dirumah Siti Baheram ibunya merasa cemas karena Siti Baheram belum pulang. Dia berpikir Siti Baheram menginap di rumah mertuanya. Lau dia pergi ke rumah mertua Siti Baheram untuk menanyakan hal itu. Setelah tau Siti Baheram tidaka ada di situ dia pergi kerumah Angku Kapalo untuk melaporkan bahwasb hilang. Kabar itu disampaikan pada semua orang-orang kampung. Orang-orang kampung sepakat untuk mencari Siti Baheram, akhinya mereka menemukan mayat Siti Baheram tergeletak di semak-semak. Setelah itu mereka menguburkan myat Siti Baheram.
          Setelah mayat Siti Baheram dikuburkan polisi mencari orang yang telah membunuh Siti Baheram. Para polisi itru menangkap semua pejudi yang ada, tapi diantara mereka tidak ada yang mengaku telah membunuh Siti Baheram. Saat menangkap penjudi itu mereka tidak menemukan Bujang Juki dan Buyuang Gambuik, mereka mencurigai mereka yang telah membunuh Siti Baheram. Setelah mencari-cari kemana-mana akhirnya mereka berhasil ditangkap dia acara pacuan kuda di Bukittinggi. Bujang Juki mengaku telah membunuh Siti Baheram dan merampoknya. Lalu mereka berdua dipenjarakn di penjara Pariaman untu menunggu keputusan selanjutnya.

            Tidak lama kemudian diputuskan bahwa Buyuang Gambuik bebas karena dia tidak ikut membunuh Siti Baheram dan dia masih berumur dbawah 17 tahun. Buyuang Gambuik juga telah melarang Bujang Juki untuk membunuh Siti Baheram. Bujang Juki mendapat hukuman gantung untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar