LAPORAN HASIL
PRATIKUM KIMIA
PRATIKUM KIMIA
“Menentukan Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik
Didih Larutan”
Guru Pembimbing :
Guru Pembimbing :
Disusun oleh:
Kelompok 1
Kelompok 1
·
SMAN 1 Padang Panjang
Tahun ajaran 2016/2017
Kata Pengantar
Segala puji syukur kami panjatkan
kehadirat ALLAH swt. yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan hasil pratikum yang kami lakukan pada hari Selasa, 4 Agustus
2016.
Adapun
maksud dan tujuan dari penyusunan laporan hasil pratikum ini adalah untuk
menyelesaikan tugas kimia tentang menentukan penurunan titik beku larutan dan
kenaikan titik didih larutan. Laporan ini disusun berdasarkan hasil pratikum
kimia yang kami lakukan di laboratorium SMAN 1 Padang Panjang.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam membuat laporan hasil pratikum ini.
Satu harapan yang kami inginkan semoga
laporan hasil pratikum ini dapat berguna bagi pembaca. Kami menyadari bahwa
laporan hasil pratikum ini masih jauh dari kata sempurna. Dan kami juga
berharap kritik dan saran dari pembaca atas segala kekurangan dalam laporan
hasil pratikum ini.
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
·
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Pratikum
B. Tujuan Pratikum
C. Manfaat Pratikum
B. Tujuan Pratikum
C. Manfaat Pratikum
·
BAB II Landasan
Teori
A.
Sifat Kolegatif Larutan
B. Penurunan Titik Beku Larutan
C. Kenaikan Titik Didih Larutan
B. Penurunan Titik Beku Larutan
C. Kenaikan Titik Didih Larutan
·
BAB III Metode Pratikum
A.
Waktu dan Tempat Kegiatan
B. Alat dan Bahan
C. Langkah Kerja
B. Alat dan Bahan
C. Langkah Kerja
·
BAB IV Pembahasan
A. Tabel Pengamatan
B. Pertanyaan dan Jawaban
A. Tabel Pengamatan
B. Pertanyaan dan Jawaban
·
BAB V Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Titik beku adalah
suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Titik beku
larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni.Hal ini disebabkan zat
pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan
akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku
yang berbeda.
Titik beku suatu
cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan oleh
masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak
murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Seperti yang kita
tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu 0ºC, tapi dengan adanya
zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik
beku larutan ini tidak akan sama dengan 0ºC lagi, melainkan akan turun menjadi
dibawah 0ºC, dan inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Dalam percobaan ini akan diteliti
tentang perubahan titik beku pelarut murni yang telah ditambahkan zat terlarut
lain kedalamnya dan mencoba pembuktian bahwa titik beku larutanya akan lebih
rendah dibandingkan pelarut murninya.
Titik beku adalah
suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke padat.
Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0°C karena pada suhu itu tekanan uap
air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik
beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression).
Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada
jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh
karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
Penurunan titik beku
adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik
beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut.Titik beku pelarut murni
seperti yang kita tahu adalah 0ºC. dengan adanya zat terlarut misalnya saja
gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama
dengan 0ºC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC itulah penyebab
terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau
dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik
bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Sifat koligatif
larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut
tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi
zat terlarut).
Apabila suatu pelarut
ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan didapat suatu larutan yang
mengalami:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmosis
Banyaknya partikel
dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu
sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah
partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini
dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan
non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion.Dengan demikian sifat koligatif
larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat
koligatif larutan elektrolit.
Adanya partikel zat
terlarut yang tidak mudah menguap dalam larutan dapat mengurangi kemampuan zat
pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap larutan lebih rendah daripada
tekanan uap pelarut murni. Adanya partikel zat terlarut tersebut juga akan
mengakibatkan kanaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan. Menurut
hokum Roult, besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan
penurunan titik beku larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap
dan tidak mengalami disosiasi (larutan non elektrolit), sebanding dengan
banyaknya partikel zat terlarut. Besarnya kenaikan titik didih larutan 1 molal
disebut kenaikan titik didih molal, Kb. Sedangkan besarnya penurunan titik beku
larutan 1 molal disebut penurunan titik beku molal, Kf. Untuk larutan encer
berlaku:
ΔTb = m x Kb
ΔTf = m x Kf
Dengan : ΔTb =
Kenaikan titik didih larutan
ΔTf = Penurunan titik
beku larutan
Kb = kanaikan titik
didih molal
Kf = penurunan titik
beku molal
M = Molalitas larutan
Besarnya molalitas
larutan yang sejenis sebanding dengan massa zat terlarut dan berbanding dengan
massa molekul zat terlarut. Jika massa zat terlarut dan massa zat pelarut
diketahui, maka massa molekul zat terlarut dapat ditentukan berdasarkan sifat
koligatif suatu larutan.
Untuk larutan yang
mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan dapat mengalami disosiasi
(larutan elektrolit), besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik
didih, dan penurunan titik beku larutan, dipengaruhi oleh derajad disosiasi
larutan.
Apabila sebuah
larutan mempunyai tekanan uap yang tinggi pada suhu tertentu, maka
molekul-molekul yang berada dalam larutan tersebut mudah untuk melepaskan diri
dari permukaan larutan. Atau dapat dikatakan pada suhu yang sama sebuah larutan
mempunyai tekanan uap yang rendah, maka molekul-molekul dalam larutan tersebut
tidak dapat dengan mudah melepaskan diri dari larutan. Jadi larutan dengan
tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu tertentu akan memiliki titik didih yang
lebih rendah.
Cairan akan mendidih
ketika tekanan uapnya menjadi sama dengan tekanan udara luar. Titik didih
cairan pada tekanan udara 760 mmHg disebut titik didih standar atau titik didih
normal. Jadi yang dimaksud dengan titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap
jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada permukaan
cairan).
Telah dijelaskan
bahwa tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarutnya.Hal ini
disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut
sehingga kecepatan penguapan berkurang.
B. Tujuan
Pratikum
1.Mengamati
titik beu zat pelarut air dan pengaruh zat terlarut pada titik larutan serta menentukan
penurunan titik beku larutan.
2. Mengamati titik didih pelarut dan pengaruh zat terlarut pada titik didih larutan serta menentukan kenaikan titik didih dalam larutan.
2. Mengamati titik didih pelarut dan pengaruh zat terlarut pada titik didih larutan serta menentukan kenaikan titik didih dalam larutan.
C. Manfaat Pratikum
Manfaat
dari praktikum ini antara lain dapat mengetahui :
1. Dapat
mengetahui pengaruh zat terlarut terhadap titik beku.
2. Dapat
mengetahui pengaruh zat terlarut terhadap titik didih.
3. Dapat mengetahui titik
beku dan titik didih beberapa larutan.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Sifat
Kolegatif Larutan
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung
pada jenis zat terlarut tetapi hanya
bergantung pada konsentrasi pertikel zatterlarutnya. Sifat koligatif larutan
terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat
koligatif larutan non elektrolit.
B. Penurunan
Titik Beku Larutan
Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi
perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0
°C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih
antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik
beku (Δ Tf = freezing point depression). Pada percobaan
ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat
terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh karena itu,
penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku
pelarut dan titik beku larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari
titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita tahu adalah
00C dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan
ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC
melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC itulah penyebab
terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau
dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik
bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Jika suatu pelarut
ditambah zat terlarut, maka titik beku larutan akan
turun sesuai
dengan
jumlah partikel
zat terlarut.
Untuk jumlah zat nonelektrolit dan zat elektrolit terlarut
sama, maka titik beku larutan elektrolit akan lebih rendah karena jumlah
partikel zat elektrolit lebih banyak.
Tf = kf . m
Tf = penurunan titik beku larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal pelarut
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)
Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan
untuk penurunan titik beku harus dikalikan dengan faktor ionisasi
larutan, sehingga persamaannya menjadi :
ΔTf = kf . m [1+(n-1) α]
Dimana,
n = jumlah ion-ion dalam larutan
α = derajat ionisasi
C. Kenaikan
Titik Didih Larutan
Suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik didih. Jadi,
titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer.
Selama gelembung terbentuk dalam cairan, berarti selam cairan mendidih, tekanan
uap sama dengan tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah konstan maka suhu
dan cairan yang mendidih akan tetap sama. Penambahan kecepatan panas yang
diberikan pada cairan yang mendidih hanya menyebabkan terbentuknya gelembung
uap air lebih cepat. Cairan akan lebih cepat mendidih, tapi suhu didih tidak
naik. Jelas bahwa titik didih cairan tergantung dari besarnya tekanan atmosfer.
Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat
digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik
antara molekul dalam cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kkuat,
titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik lemah, titik didihnya
rendah.
Pendidihan merupakan hal yang sangat khusus dari
penguapan. Pendidihan adalah pelepasan cairan dari tempat terbuka ke fase uap.
Suatu cairan dikatakan mendidih pada titik didihnya, yaitu bila suhu dimana
tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmosfer sekitarnya. Pada titik didih,
tekanan uap cairan cukup besar sehingga atmosfer dapat diatasi hingga gelembung
uap dapat terbentuk dipermukaan cairan yang diikuti penguapan yang terjadi di
setiap titik dalam cairan. Pada umumnya, molekul dapat menguap bila dua
persyaratan dipenuhi, yaitu molekul harus cukup tenaga kinetik dan harus cukup
dekat dengan batas antara cairan-uap.
Bila dalam larutan biner, komponen suatu mudah menguap
(volatile) dan komponen lain sukar menguap (non volatile), makin rendah. Dengan
adanya zat terlarut tekanan uap pelarut akan berkurang dan ini mengakibatkan
kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan uap osmose. Keempat
sifat ini hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut dan tidak ditentukan
oleh jenis zat terlarut. Seperti telah disebutkan, sifat-sifat ini disebut
sifat koligatif larutan. Adanya zat terlarut (solute) yang sukar menguap (non
volatile), tekanan uap dari larutan turun dan ini akan menyebabkan titik didih
larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarutnya. Ini disebabkan karena
untuk mendidih, tekanan uap larutan sama dengan tekanan udara dan untuk temperatur
harus lebih tinggi (Sukardjo, 1990 : 152).
Tb = kb . m
Tb = kenaikan titik didih larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk 1 mol zat dalam 1000 gram pelarut)
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)
Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan
untuk kenaikan titik didih harus dikalikan dengan faktor ionisasi larutan,
sehingga persamaannya menjadi
ΔTb = kb x m [1+(n-1) α]
Dimana,
n = jumlah ion-ion dalam larutan
α = derajat ionisasi
BAB
III
METODE
PRATIKUM
A. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kami melaksanakan
praktikum pengaruh titik beku dan titik didih di salah satu laboratorium kimia
SMAN 1 Padang Panjang pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 2 Agustus 2016
Waktu : 09.00 – 12.15 WIB
B. Alat Dan Bahan
1.
Menentukan Penurunan Titik Beku Larutan :
·
Gelas kimia 250 ml 1 buah
·
Tabung reaksi 5 buah
·
Thermometer
·
Garam dapur
·
Aquades
·
Larutan urea 1 molal dan 2 molal
·
Es batu
·
Larutan garam dapur 1 molal dan 2 molal
2.
Menentukan Kenaikan Titik Didih Larutan
·
Gelas kimia 100 ml
·
Lampu spiritus
·
Kaki tiga dan kasa
·
Thermometer
·
Aqua
·
Larutan gula 1 molal dan 2 molal
·
Larutan garam 1 molal, 2 molal, dan 3 molal
C. Langkah Kerja
1.
Menentukan Penurunan Titik Beku Larutan :
·
Isi gelas kimia dengan butiran es batu hingga
¾ nya dan 2 sendok makan garam, aduk ( inilah sebagai pendingin )
·
Isi tabung reaksi dengan aqua setinggi 3 cm
dan masukan termometer kedalamnya
·
Dinginkan tabung reaksi kedalam pendingin dan
catat suhu pada air saat air mulai membeku ( suhu tetap ), inilah titik beku
air murni
·
Ulangi langkah 2 dan 3 dengan mengganti aqua
dengan larutan urea I molal dan 2 molal, garam 1 molal dan 2 molal ( catat
pengamatanmu pada tabel )
·
Jika es dalam campuran pendingin banyak
mencair, buat lagi pendingin baru
2.
Menentukan Kedaikan Titik Didih Larutan :
·
Isi
gelas kimia dengan aqua sampai ¾ nya dan panaskan
·
Catat titik didih cairan ( suhu yanng tetap
saat semua air mendidih)
·
Ulangi langkah 1 dan 2 dengan mengganti aqua
dengan larutan gula 1 molal dan 2 molal dan larutan garam 1 molal, 2 molal dan
3 molal dan catat pengamatanmu dalam tabel
BAB
IV
PEMBAHASAN
A. Tabel
Pengamatan
1.
Menentukan Penurunan Titik Beku Larutan
NO
|
CAIRAN UJI
|
TITIK BEKU (°C
)
|
1
|
Aqua ( Pelarut
)
|
0
|
2
|
Larutan Urea 1 molal
|
-2
|
3
|
Larutan Urea 2
molal
|
-4
|
4
|
Larutan Garam 1 molal
|
-5
|
5
|
Larutan Garam 2
molal
|
-7
|
2.
Menentukan Kenaikan Titik Didih Larutan
NO
|
CAIRAN UJI
|
TITIK DIDIH (°C
)
|
1
|
Aqua ( Pelarut
)
|
100
|
2
|
Larutan Gula 1 molal
|
102
|
3
|
Larutan Gula 2
molal
|
103
|
4
|
Larutan Garam 1 molal
|
100*
|
5
|
Larutan Garam 2
molal
|
101*
|
6
|
Larutan Garam 3 molal
|
103*
|
*Pada percobaan
diatas, ada beberapa dari percobaan kami yang salah seperti pada data 4,5, dan
6. Mungkin ketika kami melalukan percobaan, kami kurang teliti mengamati
kenaikan titik didih larutan. Ketika mengamati kenaikan titik didih suatu
larutan, termometer yang kami pegang menyentuh dasar tabung reaksi, sehingga
kenaikan titik didih larutan tersebut salah.
B. Pertanyaan
dan Jawaban
·
Menentukan Penurunan Titik Beku Larutan
1.
Bandingkan titik beku dua larutan yang sama
tetapi konsentrasi berbeda, jelaskan jawabanmu!
Jawab : Urea 1
molal : Urea
2 molal
-2 : -4
1 : 2
Semakin banyak
konsentrasi suatu larutan, maka semakin tinggi titik beku suatu larutan.
2.
Bandingkan titik beku antara dua larutan
berbeda tetapi konsentrasi sama, jelaskan jawabanmu!
Jawab : Urea 1
molal : Urea 2 molal
-2 : -5
2 : 5
(CO(NH)2)2 : Tidak dapat terurai sehingga konsentrasinya
1 mol.
NaCl :
Terurai menjadi Na+ + Cl- maka konsentrasinya
2 mol
3.
Jika dibandingkan antara pelarut dan larutan,
mana yang lebih tinggi titik bekunya? Jelaskan kenapa terjadi hal demikian!
Jawab : Titik
beku yang lebih tinggi yaitu larutan. Karena, titik beku air yaitu 0°C sehingga titik beku
larutan lebih dari 0°C.
4.
Apa yang mempengaruhi terjadinya penurunan
titik beku larutan? Jelaskan!
Jawab : Yang memperngaruhi yaitu zat yang terlarut dan
konsentrasi larutan tersebut. Semakin besar konsentrasi
larutan semakin tinggi
penurunan titik beku larutan dan suhunya semakin rendah.
·
Menentukan Kenaikan Titik Didih Larutan
1.
Bagaimana titik didih larutan jika
dibandingkan dengan pelarutnya?
Jawab : Titik
didih larutan lebih besar daripada titik didih pelarutnya.
2.
Tentukan besar kenaikan titik didih masing-masing
larutan!
Jawab :
Larutan gula 1
molal : Jawab :
a.
Larutan gula 1 molal : Δtb = tb larutan –
tb pelarut = 102-100 = 2°C
b.
Larutan gula 2 molal : Δtb = tb larutan –
tb pelarut = 103-100 = 3°C
c.
Larutan garam 1 molal : Δtb = tb larutan – tb pelarut = 100-100
= 0°C
d.
Larutan garam 2 molal : Δtb = tb larutan – tb pelarut = 101-100
= 1°C
3.
Bandingkan data no 2 dan 3 serta no 4 dan 5,
jika angkanya berbeda diskusikan apa penyebab perbedaan tersebut !
Jawab : Data 2 : Data 3
102 : 103
1 mol :
2 mol
Penyebabnya yaitu konsentrasi dan
titik didih.
Data 4 : Data
5
100 : 100
1 mol : 2 mol
Penyebabnya yaitu konsentrasi dan
titik didih.
4.
Bandingkan data no 2 dan 4 serta no 3 dan 5,
jika angkanya berbeda diskusikan kenapa demikian dan apa penyebab perbedaan
tersebut!
Jawab : Data 2 : Data 4
102 :
100
1 mol :
1 mol
Data 3 : Data
5
2 mol : 2 mol
5.
Tulis kesimpulanmu tentang pengaruh zat
terlarut pada kenaikan titik didih larutan!
Jawab : Apabila
suatu zat terlarut memiliki konsentrasi yang tinggi, maka
kenaikan titik didih suatu larutan akan semakin tinggi.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Semakin banyak waktu
yang diberikan maka semakin rendah titik beku yang dihasilkan. Dari penelitian
yang kami telah lakukan, kami dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
·
Penurunan titik beku dan kenaikan titik
didih tidak tergantung pada komposisi kimia dari zat tersebut tetapi tergantung
pada jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan, kemolalan larutan, massa
zat terlarut dan massa pelarutnya.
·
Perbedaan hasil pengukuran menurut
teori dengan pengamatan langsung disebabkan oleh ketidaktelitian dalam
mengamati skala thermometer serta pengaruh suhu luar.
·
Garam dapur berfungsi sebagai zat yang
menurunkan titik beku es batu sehingga es batu tidak akan membeku pada suhu
0ºC, sehingga ketika sebuah tabung reaksi diletakkan didalam gelas kimia, akan
terbentuk sebuah sistem antara larutan es batu yang suhunya 0ºC(l) dengan
larutan uji yang ada didalam tabung reaksi.
B.
Saran
Untuk penelitian
kedepanya, harus lebih diperhatikan hal-hal seperti, bersihkan dulu alat-alat
untuk melakukan praktikum, agar saat pengambilan data untuk laporan lebih
akurat dan tepat.Teliti dalam mengambil data, menimbang bahan serta membaca
thermoneter sangat penting
Penutup
Demikianlah
laporan hasil pratikum ini kami buat dengan yang sebenar-benarnya. Ucapan
terima kasih Allah swt. yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga
terlaksananya pratikum ini.
Kami
selaku aggota kelompok memohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan
serta kekurangan dalam laporan hasil pratikum ini. Selain untuk memenuhi tugas Kimia,
Semoga laporan hasil wawancara ini dapat menjadi acuan, pertimbangan , serta
motivasi dan koreksi bagi kegiataan pratikum selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar