Sabtu, 29 Oktober 2016

Contoh Teks Drama Sedih Tugas Bahasa Indonesia

Kejutan Terakhir untuk Dinda”
Kelompok : Raditya Dika

Ade, Dinda, dan Velya adalah 3 orang sahabat. Mereka selalu bersama. Dan sekarang pun, mereka berada di sekolah dan kelas yang sama. Dalam waktu dekat, Dinda akan berulang tahun.
Ade     : “Gimana kado buat Dinda? Kamu udah tau mau ngasih apa?”
Velya   : “Belum nih, masih bingung. Kamu gimana?”
Ade     : “Aku juga masih belum tau.”
Saat Ade dan Velya masih bercakap-cakap, Dinda pun datang.
Dinda  : “Teman-teman, gimana kalau kita pergi camping?”
Velya   : “Aku sih bisa.” (Sambil Mengangguk)
Ade     : “Aku sih yes, asal nanti hati-hati saat camping.”
Dinda  : “Untungnya camping kita kali ini tempatnya bagus. Jadi kita bisa benar-benar                                   menikmati pemandangannya.”
Beberapa hari kemudian, di saat camping.
Iqbal    : “Baiklah anak-anak, masing-masing kelompok ditugaskan untuk membangun tenda dan                 membuat api unggun. Didalam kelompok, tidak ada yang malas-malasan. Mengerti?”
Ade, Dinda dan Velya            : “Siap, Bisa.”
Ade, Dinda, dan Velya pun mulai membuat tenda dan mencari kayu bakar.
Ade     : “Oke, aku sama Velya akan membuat tenda. Sedangkan kamu Dinda, kamu yang nyari                   kayu bakar untuk api unggunnya. Oke?”
Dinda  : “Oke.”
Dinda pun berangkat mencari kayu bakar di hutan. Saat Ade dan Velya sedang membangun tenda, Dinda datang dengan mata yang berkaca-kaca.
Ade     : “Kamu kenapa Dinda?” (Ade dan Velya mengerumungi Dinda)
Velya   : “Iya, kamu kenapa? Abis ngeliat setan?”
Dinda  :  (Menggelengkan kepala)
Velya   : “Terus kenapa?”
Dinda  : “Tadi aku lagi ngumpulin kayu bakar. Terus, aku ngeliat ada cowok sumpah keren                           banget. Terus dianya ngeliat aku karena aku agak kesusahan ngangkatnya. Dia bantuin                       aku. Uh, so sweet banget!”
Ade     : “Heh, aku pikir apaan,”
Velya   : “Terus, kayu bakarnya mana?” (Dinda pun terdiam)
Dinda  : “Ya tuhan, aku lupa! Aku ninggalin cowok itu dihutan sama kayu bakarnya.”
Ade     : “Ya ampun Dinda bego, udah dibantuin malah ninggalin orang.”
Dinda  : “Abis, terlalu bahagia sih. Terus sekarang gimana dong?”
Ade     : “Ya udah, kamu cari cowok itu. Ambil kayu bakarnya terus bawa kesini.”
Dinda pun membalikkan badannya. Namun saat itu langkahnya terhenti.
Velya   : “Kenapa lagi?”
Dinda  : “Itu, itu cowok yang aku maksud tadi!” (Menunjuk cowok itu)
Randa  : “Kamu ini, ini kayu bakarnya. Lain kali, jangan tinggalin orang yang niatnya nolongin                     kamu dong. Jadi tersesat nih.”
Dinda  : “Maaf tadi aku lupa. Maafin aku ya.” (Dengan suara agak bergetar)
Randa  : “Ya nggak perlu minta maaf juga kali. Aku ikhlas kok nolonginnya. Cuma kamu nya aja     yang ninggalin orang. Kan aku nggak tau kamu kelompok mana.”
Dinda  : ”Sekali lagi aku minta maaf ya.”
Randa : “Ya udah.” (Meletakkan kayu bakar dan pergi)
Ade     : “Hayo, suka ya?”
Dinda  : “Ah, nggak kok.” (wajah Dinda memerah)
Ade dan Velya teringat dengan kejutan untuk Dinda. Ade dan Velya  pun berencana melibatkan laki-laki itu untuk kejutan Dinda. Tapi, mereka tidak tau siapa laki-laki tersebut.
Setelah kegiatan camping tersebut, mereka menjalani kegiatan sekolah seperti biasanya. Namun saat mereka berbaris di lapangan, mereka bertemu dengan Randa.
Randa  : “Eh, kamu cewek yang di camping kemaren!”
Dinda  : “Eh, iya. Jadi kamu juga sekolah disini?”
Randa  : “Iya. Kalian kelas berapa?”
Velya   : “Kelas 10. Kamu?”
Randa  : “Oh ya, kenalin aku Randa anak kelas 11.”
Ade, Dinda dan Velya : “Hah, abangkelas!” (Mereka sangat terkejut)
Ade     : “Maaf bang, kami nggak tau kalau abang itu abang kelas kami.”
Randa  : “Nggak papa. Ya udah, aku ke kelas dulu ya.”
Ade dan Velya pun teringat dengan rencananya untuk kejutan Dinda. Mereka pun hendak mengikuti Randa.
Ade     : “Bang Randa!” (Memanggil Randa)
Randa  : “ya?” (Menoleh kebelakang)
Ade     : “Begini, beberapa hari lagi, Dinda ulang tahun bang. Jadi, bang mau nggak ikut dalam                     perayaan  ulang  tahunnya? Sekalian ngasih kejutan bang.”
Randa  : “Acaranya kapan?”
Velya   : “Kamis depan, bang.”
Randa  : “Kalian yakin aku boleh ikut?”
Velya   : “Yakin kok bang.”
Randa  : “Boleh deh. Kalau mau pergi, ingatin aku ya.”
5 hari menjelang hari ulang tahun Dinda, Dinda pun tidak datang ke sekolah. Ade, Randa dan Velya tetap mempersiapkan rencana mereka untuk mengejutkan Dinda.
Ade     : “Kita harus tetap mempersiapkan acaranya. Nggak boleh gagal. Dinda pasti datang.”
Ternyata pikiran Ade benar. Dinda datang di hari ulang tahunnya. Namun, kali ini dia tampak berbeda dari biasanya.
Ade     : “Dinda? Kamu nggak papa?”
Dinda  : “Nggak papa kok.”
Velya   : “Tapi, kamu lelihatannya lagi sakit.”
Dinda  : “Beneran, aku nggak papa.”
Ade     : “Kami punya kejutan buat kamu.”
Dinda  : “Apa itu?” (Tanya dinda penasaran)
Ade dan Velya pun mengajak Dinda untuk memasuki ruangan yang telah dihiasi properti ulang tahun.  Alangkah terkejutnya Dinda melihat Randa ada di dalam ruangan tersebut. Matanya berkaca-kaca.
Dinda  : “Bang Randa? Kok bisa disini?”
Randa  : “Asal kamu tau ya, aku juga ikut ngias ruangan ini.”
Dinda  : “Makasi ya semuanya. Ini adalah kejutan termanis dan terindah bagiku. Sekali lagi                           terima kasih banyak.”
Randa  : “Jangan senang dulu, Dinda. Nih, kado buat kamu.” (Memberikan kado kepada Dinda)
Dinda  : “ Terima kasih bang.” (Jawab Dinda senang)
Ade     : “Dan sekarang, ini..”
Dinda : (Handphone Dinda berbunyi) “Maaf, sebentar.” (Mengangkat telpon nya dan berbicara)
Randa  : “Siapa Dinda?”
Dinda  : “Teman-teman, bang Randa, maafin aku ya. Aku harus pergi. Ayah menyuruhku untuk                   pulang sekarang juga. Maafin aku ya. Dan terima kasih atas semua yang kalian                                   lakukan untukku. Ini akan menjadi kenangan yang terindah dalam hidupku.”
Velya   : “Tapi Dinda, pestanya belum selesai.”
Dinda  : “Maafin aku. Aku benar-benar harus pergi. Ayahku menyuruhku untuk pulang. Maaf                       ya.” (Dinda pun berlari pergi meninggalkan pesta ulang tahunnya tersebut)
Velya   : “Terus, kuenya gimana?”
Ade     : “Nggak tau.” (Dengan wajah kecewa)
Randa  : “Mungkin dia nggak suka aku ada disini.”
Ade     : “Nggak mungkin bang, Dinda sangat senang bang Randa ada di sini.”
Semenjak pesta ulang tahun Dinda, Dinda pun tidak pernah datang ke sekolah lagi. Ade, Randa, dan Velya pun penasaran apa yang terjadi pada Dinda. Dan mereka memutuskan untuk mengunjunginya sepulang sekolah nanti.
Saat pulang sekolah, kamu berangkat menuju rumah Dinda. Tetapi, di depan rumah Dinda ada bendera hitam berkibar tepat di atas pagarnya. Ade, Randa dan Velya pun mengetuk pintu rumah itu.
Ade     : “Assalamualaikum.”
Iqbal    : “Waalaikumsalam, silahkan masuk.” (Sambil membukakan pintu)
Velya   : “Dinda nya ada, om?”
Iqbal    : “Dinda sudah pergi meninggalkan kalian.”
Randa  : “Maksudya om?”
Iqbal    : “Sebenarnya, Dinda selama ini terkena penyakit kanker darah. Tetapi dia tidak ingin                        seorang pun tahu bahwa dia sakit. Dia hanya ingin berbagi keceriaan dengan teman-                          temannya. Dan akhir-akhir ini, kondisinya sangat parah. Dan dokter melarangnya                             untuk pergi sekolah.”
Randa  : “Tapi, saat ulang tahun Dinda, Dinda datang om.”
Iqbal    : “Iya, tepat di hari ulang tahunnya, Dinda kabur dari rumah sakit karena ingin menepati                    janjinya untuk datang di hari ulangtahunnya. Dinda ingin bersama kalian. Jadi, om                 menelpon Dinda untuk cepat pulang. Dan keesokan harinya, Dinda pergi untuk                                 selama-lamanya.”
Ade     : “Jadi, saat ulang tahun Dinda, saat itulah kami melihat dinda untuk yang terakhir                             kalinya?”
Iqbal    : “Ya. Dinda bilang kalau itu adalah kejutan termanis di dalam hidupnya. Dan om sangat                  berterima kasih kepada kalian karena kalian sudah ingin berteman dengan Dinda                     sampai akhir hidupnya.”

Ade, Randa dan Velya tidak menyangka perayaan ulang tahun Dinda adalah saat terakhir mereka melihat Dinda. Mereka tak menyangka Dinda akan pergi secepat itu. Dan mereka tak menyangka, kejutan tersebut adalah kejutan terakhir untuk Dinda.

3 komentar: