Sabtu, 29 Oktober 2016

Contoh Teks Drama Sedih Tugas Bahasa Indonesia

Kejutan Terakhir untuk Dinda”
Kelompok : Raditya Dika

Ade, Dinda, dan Velya adalah 3 orang sahabat. Mereka selalu bersama. Dan sekarang pun, mereka berada di sekolah dan kelas yang sama. Dalam waktu dekat, Dinda akan berulang tahun.
Ade     : “Gimana kado buat Dinda? Kamu udah tau mau ngasih apa?”
Velya   : “Belum nih, masih bingung. Kamu gimana?”
Ade     : “Aku juga masih belum tau.”
Saat Ade dan Velya masih bercakap-cakap, Dinda pun datang.
Dinda  : “Teman-teman, gimana kalau kita pergi camping?”
Velya   : “Aku sih bisa.” (Sambil Mengangguk)
Ade     : “Aku sih yes, asal nanti hati-hati saat camping.”
Dinda  : “Untungnya camping kita kali ini tempatnya bagus. Jadi kita bisa benar-benar                                   menikmati pemandangannya.”
Beberapa hari kemudian, di saat camping.
Iqbal    : “Baiklah anak-anak, masing-masing kelompok ditugaskan untuk membangun tenda dan                 membuat api unggun. Didalam kelompok, tidak ada yang malas-malasan. Mengerti?”
Ade, Dinda dan Velya            : “Siap, Bisa.”
Ade, Dinda, dan Velya pun mulai membuat tenda dan mencari kayu bakar.
Ade     : “Oke, aku sama Velya akan membuat tenda. Sedangkan kamu Dinda, kamu yang nyari                   kayu bakar untuk api unggunnya. Oke?”
Dinda  : “Oke.”
Dinda pun berangkat mencari kayu bakar di hutan. Saat Ade dan Velya sedang membangun tenda, Dinda datang dengan mata yang berkaca-kaca.
Ade     : “Kamu kenapa Dinda?” (Ade dan Velya mengerumungi Dinda)
Velya   : “Iya, kamu kenapa? Abis ngeliat setan?”
Dinda  :  (Menggelengkan kepala)
Velya   : “Terus kenapa?”
Dinda  : “Tadi aku lagi ngumpulin kayu bakar. Terus, aku ngeliat ada cowok sumpah keren                           banget. Terus dianya ngeliat aku karena aku agak kesusahan ngangkatnya. Dia bantuin                       aku. Uh, so sweet banget!”
Ade     : “Heh, aku pikir apaan,”
Velya   : “Terus, kayu bakarnya mana?” (Dinda pun terdiam)
Dinda  : “Ya tuhan, aku lupa! Aku ninggalin cowok itu dihutan sama kayu bakarnya.”
Ade     : “Ya ampun Dinda bego, udah dibantuin malah ninggalin orang.”
Dinda  : “Abis, terlalu bahagia sih. Terus sekarang gimana dong?”
Ade     : “Ya udah, kamu cari cowok itu. Ambil kayu bakarnya terus bawa kesini.”
Dinda pun membalikkan badannya. Namun saat itu langkahnya terhenti.
Velya   : “Kenapa lagi?”
Dinda  : “Itu, itu cowok yang aku maksud tadi!” (Menunjuk cowok itu)
Randa  : “Kamu ini, ini kayu bakarnya. Lain kali, jangan tinggalin orang yang niatnya nolongin                     kamu dong. Jadi tersesat nih.”
Dinda  : “Maaf tadi aku lupa. Maafin aku ya.” (Dengan suara agak bergetar)
Randa  : “Ya nggak perlu minta maaf juga kali. Aku ikhlas kok nolonginnya. Cuma kamu nya aja     yang ninggalin orang. Kan aku nggak tau kamu kelompok mana.”
Dinda  : ”Sekali lagi aku minta maaf ya.”
Randa : “Ya udah.” (Meletakkan kayu bakar dan pergi)
Ade     : “Hayo, suka ya?”
Dinda  : “Ah, nggak kok.” (wajah Dinda memerah)
Ade dan Velya teringat dengan kejutan untuk Dinda. Ade dan Velya  pun berencana melibatkan laki-laki itu untuk kejutan Dinda. Tapi, mereka tidak tau siapa laki-laki tersebut.
Setelah kegiatan camping tersebut, mereka menjalani kegiatan sekolah seperti biasanya. Namun saat mereka berbaris di lapangan, mereka bertemu dengan Randa.
Randa  : “Eh, kamu cewek yang di camping kemaren!”
Dinda  : “Eh, iya. Jadi kamu juga sekolah disini?”
Randa  : “Iya. Kalian kelas berapa?”
Velya   : “Kelas 10. Kamu?”
Randa  : “Oh ya, kenalin aku Randa anak kelas 11.”
Ade, Dinda dan Velya : “Hah, abangkelas!” (Mereka sangat terkejut)
Ade     : “Maaf bang, kami nggak tau kalau abang itu abang kelas kami.”
Randa  : “Nggak papa. Ya udah, aku ke kelas dulu ya.”
Ade dan Velya pun teringat dengan rencananya untuk kejutan Dinda. Mereka pun hendak mengikuti Randa.
Ade     : “Bang Randa!” (Memanggil Randa)
Randa  : “ya?” (Menoleh kebelakang)
Ade     : “Begini, beberapa hari lagi, Dinda ulang tahun bang. Jadi, bang mau nggak ikut dalam                     perayaan  ulang  tahunnya? Sekalian ngasih kejutan bang.”
Randa  : “Acaranya kapan?”
Velya   : “Kamis depan, bang.”
Randa  : “Kalian yakin aku boleh ikut?”
Velya   : “Yakin kok bang.”
Randa  : “Boleh deh. Kalau mau pergi, ingatin aku ya.”
5 hari menjelang hari ulang tahun Dinda, Dinda pun tidak datang ke sekolah. Ade, Randa dan Velya tetap mempersiapkan rencana mereka untuk mengejutkan Dinda.
Ade     : “Kita harus tetap mempersiapkan acaranya. Nggak boleh gagal. Dinda pasti datang.”
Ternyata pikiran Ade benar. Dinda datang di hari ulang tahunnya. Namun, kali ini dia tampak berbeda dari biasanya.
Ade     : “Dinda? Kamu nggak papa?”
Dinda  : “Nggak papa kok.”
Velya   : “Tapi, kamu lelihatannya lagi sakit.”
Dinda  : “Beneran, aku nggak papa.”
Ade     : “Kami punya kejutan buat kamu.”
Dinda  : “Apa itu?” (Tanya dinda penasaran)
Ade dan Velya pun mengajak Dinda untuk memasuki ruangan yang telah dihiasi properti ulang tahun.  Alangkah terkejutnya Dinda melihat Randa ada di dalam ruangan tersebut. Matanya berkaca-kaca.
Dinda  : “Bang Randa? Kok bisa disini?”
Randa  : “Asal kamu tau ya, aku juga ikut ngias ruangan ini.”
Dinda  : “Makasi ya semuanya. Ini adalah kejutan termanis dan terindah bagiku. Sekali lagi                           terima kasih banyak.”
Randa  : “Jangan senang dulu, Dinda. Nih, kado buat kamu.” (Memberikan kado kepada Dinda)
Dinda  : “ Terima kasih bang.” (Jawab Dinda senang)
Ade     : “Dan sekarang, ini..”
Dinda : (Handphone Dinda berbunyi) “Maaf, sebentar.” (Mengangkat telpon nya dan berbicara)
Randa  : “Siapa Dinda?”
Dinda  : “Teman-teman, bang Randa, maafin aku ya. Aku harus pergi. Ayah menyuruhku untuk                   pulang sekarang juga. Maafin aku ya. Dan terima kasih atas semua yang kalian                                   lakukan untukku. Ini akan menjadi kenangan yang terindah dalam hidupku.”
Velya   : “Tapi Dinda, pestanya belum selesai.”
Dinda  : “Maafin aku. Aku benar-benar harus pergi. Ayahku menyuruhku untuk pulang. Maaf                       ya.” (Dinda pun berlari pergi meninggalkan pesta ulang tahunnya tersebut)
Velya   : “Terus, kuenya gimana?”
Ade     : “Nggak tau.” (Dengan wajah kecewa)
Randa  : “Mungkin dia nggak suka aku ada disini.”
Ade     : “Nggak mungkin bang, Dinda sangat senang bang Randa ada di sini.”
Semenjak pesta ulang tahun Dinda, Dinda pun tidak pernah datang ke sekolah lagi. Ade, Randa, dan Velya pun penasaran apa yang terjadi pada Dinda. Dan mereka memutuskan untuk mengunjunginya sepulang sekolah nanti.
Saat pulang sekolah, kamu berangkat menuju rumah Dinda. Tetapi, di depan rumah Dinda ada bendera hitam berkibar tepat di atas pagarnya. Ade, Randa dan Velya pun mengetuk pintu rumah itu.
Ade     : “Assalamualaikum.”
Iqbal    : “Waalaikumsalam, silahkan masuk.” (Sambil membukakan pintu)
Velya   : “Dinda nya ada, om?”
Iqbal    : “Dinda sudah pergi meninggalkan kalian.”
Randa  : “Maksudya om?”
Iqbal    : “Sebenarnya, Dinda selama ini terkena penyakit kanker darah. Tetapi dia tidak ingin                        seorang pun tahu bahwa dia sakit. Dia hanya ingin berbagi keceriaan dengan teman-                          temannya. Dan akhir-akhir ini, kondisinya sangat parah. Dan dokter melarangnya                             untuk pergi sekolah.”
Randa  : “Tapi, saat ulang tahun Dinda, Dinda datang om.”
Iqbal    : “Iya, tepat di hari ulang tahunnya, Dinda kabur dari rumah sakit karena ingin menepati                    janjinya untuk datang di hari ulangtahunnya. Dinda ingin bersama kalian. Jadi, om                 menelpon Dinda untuk cepat pulang. Dan keesokan harinya, Dinda pergi untuk                                 selama-lamanya.”
Ade     : “Jadi, saat ulang tahun Dinda, saat itulah kami melihat dinda untuk yang terakhir                             kalinya?”
Iqbal    : “Ya. Dinda bilang kalau itu adalah kejutan termanis di dalam hidupnya. Dan om sangat                  berterima kasih kepada kalian karena kalian sudah ingin berteman dengan Dinda                     sampai akhir hidupnya.”

Ade, Randa dan Velya tidak menyangka perayaan ulang tahun Dinda adalah saat terakhir mereka melihat Dinda. Mereka tak menyangka Dinda akan pergi secepat itu. Dan mereka tak menyangka, kejutan tersebut adalah kejutan terakhir untuk Dinda.

Contoh Cerpen B. Indonesia Menarik

            
Difficult Memories”
Velya Ramadhani
XI MIPA 7

Mengapa ia begitu mengesalkan? Tak terpikirkah diriku olehnya? Atau dia tak peduli dengan orang lain? Sungguh memuakkan. Apa yang dia pikirkan? Kenapa harus ada orang seperti dia di dunia ini? Apakah menggangguku begitu menyenangkan baginya? Sungguh semua itu pertanyaan yang rumit. Entahlah.
***
            Hari pertama sekolah, dengan langkah banggaku masuki gerbang sekolahku. Tak terasa seragam tu telah berwarna putih abu-abu. Masa-masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan, setidaknya begitulah orang-orang menyebut tentang kehidupan SMA. Mulai dari kegiatan OSIS yang lebih bermutu, sampai cinta monyet yang terjadi.
            X Mipa 2, disitulah kehidupanku berawal. Tanpa basa basi aku langsung pergi ke kelas tersebut. Sepanjang perjalanan, aku berfikir bagaimanakah teman-teman kelasku nanti? Apakah dia ingin menerimaku? Saat hendak memikirkan itu, tiba-tiba ada orang menabrakku sambil memegang sebotol susu yang tutupnya terbuka. Aku pun langsung tersungkur ke tanah dan susu tersebut menyirami seluruh bajuku. Dengan wajah tanpa dosa, dia pun langsung lari tanpa terdengar “Maaf” dari mulutnya. Dia meninggalkanku sendirian dengan bau susu ini.
            Seperti yang dibayangkan, aku menghabiskan waktuku di toilet untuk membersihkan noda susu ini yang baunya minta ampun. Namanya susu, bau nya takkan hilang meski sudah dibersikan dengan air. Sial, semua ini terjadi gara-gara orang itu. Pasti tak akan kumaafkan. Aku pun masuk kelas dengan bau susu di mana-mana. Bisa dikatakan, semua orang menutup hidungnya dan tak ada yang mau dekat denganku. Hati ini mencoba memaklumi apa yang terjadi karena aku sendiri pun tak tahan dengan baunya.
            Jam pertama, yaitu pengenalan. Keadaan iniku lakukan dengan sorang diri tanpa ada yang mau duduk sebangku dengan ku. Ya, tidak lain tidak bukan adalah bau ini. Rasanya aku ingin pulang kerumah dan mengganti baju. Sayangnya, pak satpam tidak mengizinkannya. Tiba-tiba ada seorang yang membanting pintu kelasku dengan keras, “Maaf, saya telat,” dengan suara lantang. Semua mata terpana. Dia berjalan ke kelas dan mencari tempat duduk yang kosong. Dia melihat ke arak bangku di sebelahku dan duduk di sana dan berkata, “Kamu bau ya?” Tanpa dia sadari dialah penyebab bau ini.

***
            Azka Arelya. Itulah nama gadis yang duduk di sebelahku. Aku berharap tak akan mengenal dia. Kelakuannya membuatku muak. Setiap saat dia selalu menganggu ku. Mungkin tak ada sedetik pun aku bisa duduk dengan tenang. Sampai detik ini tidak ada kata maaf darinya akan kejadian hari pertama, yaitu menumpahkan susu di bajuku. Justru sekarang kelakuannya malah menjadi-jadi. Dia selalu mengaambil catatanku dengan seenaknya. Dia sungguh membuat hari-hari terasa menyebalkan. Inikah kehidupan SMA yang menyenangkan seperti kata orang?
            Azka selalu bertanya hal yang sama padaku. Seperti, “Kamu lahir tanggal berapa? Kamu anak ke berapa? Kamu makan pakai tangan apa? Kenapa kamu menulis pakai tangan kiri? Apakah tangan kananmu tidak terlalu berfungsi?” Ya semacam pertanyaan bodoh itulah yang dia tanyakan setiap saat. Ditambah dengan kelakuannya yang sungguh menyebalkan. Mengangguku setiap saat. Azka, ku harap aku tak pernah mengenalmu.
            Akhir-Akhir ini Azka jarang masuk sekolah. Apa yang terjadi pada Azka? Aku khawatir? Haha, tidak. Ini adalah keajaiban untukku. Aku merasa bebas dari godaan setan yang terkutuk. Layaknya bebas dari karantina. Aku menghadapi hari-hariku dengan senyuman. Aku berharap dia tak pernah sekolah lagi.
***
            Forrum Annisa, adalah kegiatan yang dilakukan para murid perempuan saat anak laki-laki pergi melaksanakan Shalat Jum’at bagi yang beragama Islam. Di kelas kami, hari ini dijadwalkan untuk melaksanakan acara memasak. Seperti bagaimana cara membuat gulai ayam, nasi gorang, sup, dan lain-lain. Sialnya, aku pun satu grup dengan Azka. Dan grup ini membuat nasi goreng. Bisa di tebak, Azka tidak bekerja sama sekali. Dia hanya berlari kian kemari mencoba setiap masakan yang dimasak oleh kelompok lain. Terserah, aku tak peduli dengannya.
            Aku ditugaskan memotong bawang. Mataku perih gara-gara memotong bawang ini. Teman-teman menertawakanku. Saat sedang bergelut dengan temanku, tak kusadari tangan kiriku sedang memegang pisau tajam. Azka pun lewat. Dan pisau tersebut menancap tepan di tangan kanan Azka. Darah bercucuran di mana-mana. Azka terdiam melihat pisau tersebut menancap dalam di tangannya. Sontak murid-murid lain panik tak karuan. “Bawa ke UKS cepat! Panggil guru!” Perintah ketua kelasku dengan lantang.
            Aku pun hanya diam melihat Azka yang dibawa ke UKS. Tampak jawahnya pucat. Tapi dia tidak menangis sedikit pun. Aku merasa sangat bersalah. Tapi, aku tidak sengaja melukai Azka. Apa yang harus aku lakukan? Kaki ini berasa tak bisa digerakkan. Aku pun terduduk lunglai di atas lantai menyadari apa yang telah aku lakukan kepada Azka.
            Setelah kejadian itu, Azka tidak pernah masuk sekolah lagi. Tak pernah ada kabar tentangnya. Aku penasaran apa yang terjadi. Apakah gara-gara kejadian itu Azka tidak pernah ke sekolah lagi? Apakah dia marah kepadaku? Apakah tangannya cacat seumur hidup? Ah, ini pertama kalinya aku memikirkan Azka.
            Aku yang selalu dihantui rasa bersalah pun mencari tahu tentang Azka. Bertanya kepada setiap orang yang kukenal tentang keberadaan Azka. Dan hasilnya, tidak ada satu pun yang tau keadaan atau di mana Azka berada. Bahkan tidak ada yang tau di mana tempat tinggal Azka. Ini membuatku semakin depresi. Aku selalu tak fokus mengerjakan suatu hal. Kehilangan Azka membuatku tak bisa apa-apa. Kenangan yang sulit dilupakan.
***
            Sudah satu bulan Azka tidak masuk sekolah. Tapi, kekhawatiran ini tak kunjung padam. Aku hanya ingin tau bagaimana keadaanya saat ini. Masih terekam jelas bentuk luka yang begitu dalam di tangan Azka. Yah, tidak lain tidak bukan, itu adalah salahku.
            Tak seperti biasanya, wali kelasku masuk ke kelas pada saat jam pelajaran pertama. Tampak seorang laki-laki yang tak kukenal di belakang mengikutinya. “Anak-anak, kita kedatangan murid baru,” kata wali kelasku. “Perkenalkan, sama saya Radith. Saya pindah kemari karena pekerjaan orang tua saya.” Mataku langsung  tertuju pada tangannya yang sedang di perban. Mungkin dia mengalami kecelakaan di jalan raya.
            Ketika jam pembelajaran olahraga, aku pergi ke kelas mangambil sapu tangan. Aku pun melihat Radith di kelas sendirian dan mengangkat gulungan lengan bajunya ke atas. Aku pun terkejut melihat bekas luka yang memanjang di tangan kirinya. Seperti bekas tertancap sesuatu. Pikiran ku langsung tertuju pasa Azka. luka yang ada pada tangan Radith tampak begitu mirip dengan luka yang ku torehkan di tangan Azka. Tiba-tiba Radith melihatku berdiri di pintu kelas sedang memperhatikannya. Dia pun tampak cemas dan langsung berlari meninggalkan kelas. Kenapa dia begitu takut aku melihat lukanya?
            Sejak saat itu, aku sedikit canggung dengan Radith. Dia seperti sedang menyembunyikan bekas luka tersebut dari semua warga kelas. Aku pun bingung kenapa dia begitu cemas akan luka itu? Apakah dia dulu maling? Hingga digerubuki massa yang anarkis sehingga tangannya seperti itu? Khayalanku pun berimajinasi.
            Aku  sering melihat Radith melintas di depan rumahku. Aku berfikir bahwa mungkin dia tinggal di kompleks yang sama denganku. Tapi, aku tak pernah mendengar ada warga baru di kompleks perumahanku ini. Atau mungkin dia menginap di rumah saudaranya yang kebetulan tetanggaku? Kemungkinan itu bisa terjadi.
***
            Saat akan presentasi di kelas, aku hendak ingin mencolokkan kabel infocus. Tapi sepertinya infocus rusak. Aku yang hendak ingin mengangkut infocus tersebut tersandung kabel dan terjatuh mengenai kaki Radith yang kebetulan sekelompok denganku. “Aw, sakit,” katanya kesakitan. Sontak kaget aku pun tak langsung meminta maaf kepadanya. Kata-kata yang diucapkan Radith tadi mirip dengan seseorang. Azka! Ya Azka. Kata-kata itu sangat mirip dengan kata-kata Azka. iramanya pun terasa sungguh mirip. Apakah hubungan orang ini dengan Azka?
            “Apa kau kenal dengan Azka? Apakah kau saudaranya? Kemana Azka selama ini? Atau semua itu hanya kebetulan saja?” Semua pertanyaan itu tersimpan dalam fikiranku tapi tak ada keberanian untuk menyampaikan secara langsung kepada Radith. Tidak mungkin dia kenalan Azka. Aku selalu meyakini hatiku seperti itu.
***
            Suasana di rumah sedikit berbeda. Papa selalu mendapat tamu setiap saat. Dan pembicaraan mereka terasa berbisik-bisik berharap tak ada yang tau apa yang sedang mereka bicarakan. Mengapa harus bisik-bisik? Siapa yang peduli dengan urusan papa? Aku tak akan pernah ikut campur dengan urusan papa selama ini. Aku pun pergi ke mini market hendak ingin membeli beberapa cemilan. Tapi, di gang kecil sebelah rumahku aku bertemu Radith yang sedang berdiri di situ bersama laki-lagi dewasa. Aku pun terkejut melihat Radith. “Radith? Kamu ngapain di sini?” tanyaku pada Radith. Radith yang terlihat kaget melihatku menjawab, “Eh, Nggak ada kok De, aku cuma sembunyi dari polisi yang ngejar aku tadi. Aku nggak pake helm soalnya tadi,” jawabnya sedikit terbata. Ini petama kalinya aku mendengar Radith berbicara. Karena di kelas, Radith sangat jarang berbicara dengan orang lain. “Oh, gitu,” jawabku dan aku langsung melanjutkan perjalanan ke mini market.
            Sudah hampir dua bulan Radith bersekolah di SMA ini. Aku semakin bertanya-tanya. Ucapan dan gerakan refleks Radith begitu mirip dengan Azka. Meskipun dia selalu diam di kelas, tapi melihatnya selalu terbayang Azka. Aku berfikir  “Halusinasiku terlalu tinggi.”
            Aneh, sudah dua minggu papa tidak pulang. Ini membuatku khawatir. Apa yang sedang terjadi pada papa. Papa selalu menelpon mama setiap dua hari sekali. Dan papa selalu mengatakan bahwa dia baik-baik saja.  Tapi, tak biasanya papa selama ini pergi. Biasanya paling lama hanya empat hari. Itu pun papa sudah keluar negeri untuk menghadiri seminar tentang bisnisnya. Karena papa selalu menelpon kami, jadi itu membuatku sedikit tenang karena papa masih memikirkan keluarga kami.
            Tapi, di saat itu pula Radith jarang masuk sekolah. Mungkin Radith sakit. Karena surat yang datang ke sekolah menyatakan bahwa Radith sakit. Karena tidak ada kerjaan di rumah, teman-temanku pun mengajak untuk makan di luar setelah sepulang sekolah. Tempatnya agak sedikit jauh, dua kali naik bus. Saat hendak trun dari bus, aku melihat papa lewat dengan mengendarai mobil dan di saat itu pula Radith berada di belakangnya.  Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Radith dan papa di sini? Mereka saling kenal? Lalu temanku menarik tangan ku dan masuk ke café yang akan kami kunjungi itu.
***
            Hari ini terasa sangat panas. Ya, aku sangat kegerahan. Aku pun pergi ke kelas karena terik matahari tak tertahankan. Terlihat kelasku kosong dari kejauhan. “Yes, kelas kosong. Bisa santai-santai nih,” kataku kegirangan. Tapi kesenangan itu lenyap setelah melihat Radith di kelas seorang diri sedang memegang handpone-ku. “Ngapain kamu megang handpone-ku!? Kamu mau nyuri HP ku ya!?” tanyaku marah. Radith pun menarikku ke dalam kelas dan menutup pintu. Radith memegang tanganku dan berkata sangat pelan, “Dengar. Aku melakukan ini semua demi kebaikanmu. Aku tak akan pernah ingin mengetahui rahasia pribadimu. Ini demi kepentingan kamu. Aku harap kamu mengerti. “ Sorot mata Radith begitu serius. Membuat aku seketika percaya dengan kata-katanya. Dia pun pergi meninggalkan ku yang penuh dengan tanda tanya.
            “Radith? Mengapa dia memegang handpone-ku? Apakah dia penasaran dengan ku? Padahal di dalam Hp ku tidak ada yang penting. Mengapa?” Kata-kata itu selalu terfikir di benakku. Radith pun tidak masuk kelas di pelajaran selanjutnya. Itu semakin membuatku bertanya-tanya tentang Radith.
            Aku berjalan ke rumah sorang diri. Tanpa ada yang menemani. Yap, masih tentang Radith. Tentang kejadian tadi. Radith sungguh membuatku penasaran. Di perjalanan pulang, aku melihat seseorang yang ku kenal tepat berjalan di depanku sambil memperhatikan sesuatu. “Radith?” tanyaku spontan. Radith pun terlihat sangat kaget dan tak membalas ucapanku. Dia melihat ke belakangku dan langsung menarikku memasuki gang-gang di sekitar rumahku.  Aku dan Radith bersembunyi di halaman rumah orang. “Hei, kamu ini ngapain sih? Mereka siapa?” tanyaku. Radith menutup mulutku dengan tanganya. Aku terkejut , di tangan Radith ada bekas luka yang ku lihat kemaren.. Azka! Ya, Azka. luka yang ku buat di tangan Azka. “Azka. Kenapa luka di tangan Azka bisa ada padamu?” Radith terdiam. “Jelaskan apa ini? Dari mana kamu dapat luka ini? Kenapa gaya bicaramu kadang mirip dengan Azka?” tanyaku tak henti. “Aku ini Azka!” jawabnya. Aku sangat tak percaya dengan apa yang dia bicarakan. Azka itu perempuan. Sedangkan dia laki-laki. Itu adalah sesuatu yang sangat mustahil. “Mana mungkin kamu Azka. Lihatlah, kamu itu seorang laki-laki. Azka itu perempuan. Aku tau itu,” jawabku dengan nada marah. Radith tanpa menjawab pertanyaanku langsung menarikku pergi.
            Di sebuah taman, di kompleks sebelah rumahku. Radith mulai angkat bicara. “Aku Azka. Aku yang selama ini selalu menganggumu. Aku yang menuangkan susu di bajumu. Percaya atau tidak, aku seorang Badan Intelejen Negara. Aku seorang laki-laki berumur 16 tahun.”. Aku terdiam cukup lama. Seakan tak percaya akan kata-kata Radith. “Kenapa kamu bisa berubah menjadi seorang perempuan? Dan mengapa seorang intel berada di sini?” Tanyaku sambil berlinang air mata. “Aku menyamar sebagai seorang wanita untuk mendekatimu. Aku mendapat tugas di daerah ini.” Aku kaget, “Mendekatiku? Apa yang terjadi padaku? Aku tidak melakukan kejahatan.” Radith mencoba menghapus air mataku yang akhirnya turun. Kepalanya tertunduk kebawah seakan tak tahan melihatku menangis. “Bukan kamu, ayahmu.” jawabnya lesu. 
            Keesokan harinya, Radith masuk sekolah. Aku selalu memperhatikannya. Terlihat ada sesuatu yang menyumbat telinganya. Awalnya, aku berfikir bahwa dia mendengarkan lagu. Tapi ekspresi Radith tak membuktikanya. Dia terlihat seperti tidak fokus pada pelajaran. Dia seperti mendengar sesuatu yang amat penting. Tiba-tiba, dia mengejutkanku dengan lari ke luar kelas tanpa minta izin pada guru yang bersangkutan. Ekspresi kecemasan Radith menunjukkan sesuatu buruk telah terjadi. Saat Radith berlari, terdengar suara jatuh. Sepertinya ini earphone yang di dengar Radith tadi. Aku penasaran dengan lagu apa yang di dengarnya. “Radith. Korban sedang menuju tempat transaksi. Radith harap segera datang di gudang lama.” Ini bukan lagu. Ini yang Radith dengarkan sejak tadi.
            Bel istirahat makan siang pun berbunyi. Aku menyelinap keluar dari sekolah sambil mendengarkan instruksi dari earphone Radith. Saking penasarannya, aku berniat mengejar Radith. Koban? Mengapa kata-kata itu membuat aku terbayang Papa? Apakah korban yang dimaksud itu Papa?
            Aku pun sampai di bekas bangunan lama. Tempatnya sungguh mengerikan. Aku pun masuk dan berjalan perlahan-lahan. Tidak ada tanda-tanda ada kehidupan. Tapi aku tetap berjalan menyelusuri bangunan tua itu. Terdengar samar-samar ada percakapan dari arah dalam gedung. Aku pun segera menuju tempat tersebut. “Siapa kamu!?” terdengar suara lantang dari belakang ku. Saat aku menoleh ke belakang pemandangan pertama yang ku lihat adalah todongan pistol hitam yang tertodong di kepalaku. Aku sangat ketakutan. Sampai aku tak dapat bicara. Orang tersebut menginstruksikanku untuk menuju lantai dua. Di sana kulihat ada Papa yang sedang duduk bersama orang-orang berbadan kekar menggunakan jas hitam.  Papa dikelilingi orang-orang yang menodongkan pistol ke arahnya. “Papa!!” Teriakanku memanggil papa. Papa pun terkejut melihatku . Ada apa ini? Kenapa orang-orang ini?
            Orang-orang ini memperlakukanku sungguh kasar. Aku pun menangis. Terdengar suara tembakan dan salah seorang yang berpakaian jas hitam pun jatuh ke tanah. Radith. Tembakan itu berasal dari Radith. Radith dan beberapa orang yang mungkin temannya ini pun tak henti menembak orang-orang ber jas hitam. Radith berusaha menyelamatkan aku dari hujan peluru ini. Tapi tiba-tiba ada cipratan darah mengenai seragamku. Itu darah Radith. Radith terkena tembakan di tangan dan bahunya. Tapi Radith tetap membawaku ke tempat yang aman. Orang-orang berpakaian hitam beruliskan BIN (Badan Intellejen Negara) itu segera menolong papaku. Dengan wajah kesakitan Radith membawaku keluar dari bangunan itu. Radith dengan dua tembakan di badannya terkulai tak berdaya di luar bangunan. Orang-orang yang bertuliskan BIN (Badan Intelejen Negara)  itu langsung menghubungi Ambulan dan menggotong Radith menuju rumah sakit.
            Aku menangis sejadi-jadinya. Aku tak tau apa yang telah terjadi. Radith? Di mana Radith? Papa? Apakah Papa selamat? Salah seorang BIN menghampiriku dan berusaha menenagkanku. “Dik, Papa kamu selamat, sekarang dia ada di dalam mobil kami.  Papamu telah di tipu orang. Dan sekarang dia diancam oleh mafia besar  untuk menandatangani kontrak perusahaan yang terlibat dengan narkoba. Lebih tepatnya, kokain. Karena itulah kami mengirim Radith untuk memata-matai Papamu.”
            Setelah diminta keterangan oleh BIN, aku dan papaku di izinkan pulang ke rumah. Tapi di perjalanan, aku meminta papaku untuk mengantarkanku ke rumah sakit Ibnu Sina, tempat Radith dibawa. Papa hanya tersenyum dan mengantarku ke rumah sakit tersebut. setelah sampai di rumah sakit. Aku langsung mencari di mana Radith. Kamar nomor 25. Tanpa pikir panjang, aku langsung berlari ke kamar tersebut. Kulihat Radith dengan perban di tangan dan bahunya sedang duduk di atas tempat tidur. Aku masuk ke kamar tersebut dan duduk di sebelah Radith. “Maaf, aku telah membuatmu seperti ini. Andaikan aku tak datang, mungkin kamu tidak akan mengalami hal seperti ini. Maaf, hanya kata maaf yang bisa ku katakan. Tak seharusnya aku mendengarkan apa yang seharusnya tak aku dengarkan.”. Aku menangis sambil memberikan earphone Radith.
“Aku ingin kau bertanggung jawab atas semua kejadian ini.”
            “Bertanggung jawab?”
            “Ya, aku ingin kau bertanggung jawab atas semua kejadian ini.”
            “Apa yang harus ku lakukan?”

            “Jadilah milikku.”

-End-

Contoh Laporan Hasil Pratikum Kimia Menentukan Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih Larutan


LAPORAN HASIL
PRATIKUM KIMIA
Menentukan Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih Larutan

Guru Pembimbing :

Disusun oleh:
Kelompok 1
·        

SMAN 1 Padang Panjang
Tahun ajaran 2016/2017

Kata Pengantar

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH swt. yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil pratikum yang kami lakukan pada hari Selasa, 4 Agustus 2016.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan hasil pratikum ini adalah untuk menyelesaikan tugas kimia tentang menentukan penurunan titik beku larutan dan kenaikan titik didih larutan. Laporan ini disusun berdasarkan hasil pratikum kimia yang kami lakukan di laboratorium SMAN 1 Padang Panjang.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam membuat laporan hasil pratikum ini.
Satu harapan yang kami inginkan semoga laporan hasil pratikum ini dapat berguna bagi pembaca. Kami menyadari bahwa laporan hasil pratikum ini masih jauh dari kata sempurna. Dan kami  juga berharap kritik dan saran dari pembaca atas segala kekurangan dalam laporan hasil pratikum ini.








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

·        BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pratikum
B. Tujuan Pratikum
C. Manfaat Pratikum 
·        BAB  II  Landasan Teori
A. Sifat Kolegatif Larutan
B. Penurunan Titik Beku Larutan
C. Kenaikan Titik Didih Larutan
·        BAB III Metode Pratikum
A. Waktu dan Tempat Kegiatan
B. Alat dan Bahan
C. Langkah Kerja
·        BAB IV Pembahasan
A. Tabel Pengamatan
B. Pertanyaan dan Jawaban
·        BAB V Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
        Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni.Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda.
Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).

Seperti yang kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu 0ºC, tapi dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0ºC lagi, melainkan akan turun menjadi dibawah 0ºC, dan inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Dalam percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik beku pelarut murni yang telah ditambahkan zat terlarut lain kedalamnya dan mencoba pembuktian bahwa titik beku larutanya akan lebih rendah dibandingkan pelarut murninya.

Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0°C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.

Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut.Titik beku pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 0ºC. dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0ºC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).

Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan didapat suatu larutan yang mengalami:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmosis

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion.Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.

Adanya partikel zat terlarut yang tidak mudah menguap dalam larutan dapat mengurangi kemampuan zat pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Adanya partikel zat terlarut tersebut juga akan mengakibatkan kanaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan. Menurut hokum Roult, besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan tidak mengalami disosiasi (larutan non elektrolit), sebanding dengan banyaknya partikel zat terlarut. Besarnya kenaikan titik didih larutan 1 molal disebut kenaikan titik didih molal, Kb. Sedangkan besarnya penurunan titik beku larutan 1 molal disebut penurunan titik beku molal, Kf. Untuk larutan encer berlaku:
ΔTb = m x Kb
ΔTf = m x Kf
Dengan : ΔTb = Kenaikan titik didih larutan
ΔTf = Penurunan titik beku larutan
Kb = kanaikan titik didih molal
Kf = penurunan titik beku molal
M = Molalitas larutan
Besarnya molalitas larutan yang sejenis sebanding dengan massa zat terlarut dan berbanding dengan massa molekul zat terlarut. Jika massa zat terlarut dan massa zat pelarut diketahui, maka massa molekul zat terlarut dapat ditentukan berdasarkan sifat koligatif suatu larutan.

Untuk larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan dapat mengalami disosiasi (larutan elektrolit), besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan, dipengaruhi oleh derajad disosiasi larutan.

Apabila sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang tinggi pada suhu tertentu, maka molekul-molekul yang berada dalam larutan tersebut mudah untuk melepaskan diri dari permukaan larutan. Atau dapat dikatakan pada suhu yang sama sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang rendah, maka molekul-molekul dalam larutan tersebut tidak dapat dengan mudah melepaskan diri dari larutan. Jadi larutan dengan tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu tertentu akan memiliki titik didih yang lebih rendah.

Cairan akan mendidih ketika tekanan uapnya menjadi sama dengan tekanan udara luar. Titik didih cairan pada tekanan udara 760 mmHg disebut titik didih standar atau titik didih normal. Jadi yang dimaksud dengan titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada permukaan cairan).

Telah dijelaskan bahwa tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarutnya.Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut sehingga kecepatan penguapan berkurang.


B. Tujuan Pratikum
1.Mengamati titik beu zat pelarut air dan pengaruh zat terlarut pada titik larutan serta menentukan penurunan titik beku larutan.
2. Mengamati titik didih pelarut dan pengaruh zat terlarut pada titik didih larutan serta   menentukan kenaikan titik didih dalam larutan.




C.  Manfaat Pratikum

Manfaat dari praktikum ini antara lain dapat mengetahui :
1.  Dapat mengetahui pengaruh zat terlarut terhadap titik beku.
2.  Dapat mengetahui pengaruh zat terlarut terhadap titik didih.
3.  Dapat mengetahui titik beku dan titik didih beberapa larutan.


























BAB II
 LANDASAN TEORI

A.    Sifat Kolegatif Larutan

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat  terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zatterlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit.


B.      Penurunan Titik Beku Larutan

Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.

Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 00C dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang). Jika suatu pelarut ditambah zat terlarut, maka titik beku larutan akan turun sesuai dengan jumlah partikel zat terlarut.
Untuk jumlah zat nonelektrolit dan zat elektrolit terlarut sama, maka titik beku larutan elektrolit akan lebih rendah karena jumlah partikel zat elektrolit lebih banyak.
Tf = kf . m
Tf = penurunan titik beku larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal pelarut 
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)

Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk penurunan titik beku  harus dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi :
ΔTf = kf . m [1+(n-1) α]
Dimana,
n = jumlah ion-ion dalam larutan
α = derajat ionisasi


C.      Kenaikan Titik Didih Larutan

Suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik didih. Jadi, titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama gelembung terbentuk dalam cairan, berarti selam cairan mendidih, tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah konstan maka suhu dan cairan yang mendidih akan tetap sama. Penambahan kecepatan panas yang diberikan pada cairan yang mendidih hanya menyebabkan terbentuknya gelembung uap air lebih cepat. Cairan akan lebih cepat mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik didih cairan tergantung dari besarnya tekanan atmosfer.

Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kkuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik lemah, titik didihnya rendah.

Pendidihan merupakan hal yang sangat khusus dari penguapan. Pendidihan adalah pelepasan cairan dari tempat terbuka ke fase uap. Suatu cairan dikatakan mendidih pada titik didihnya, yaitu bila suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmosfer sekitarnya. Pada titik didih, tekanan uap cairan cukup besar sehingga atmosfer dapat diatasi hingga gelembung uap dapat terbentuk dipermukaan cairan yang diikuti penguapan yang terjadi di setiap titik dalam cairan. Pada umumnya, molekul dapat menguap bila dua persyaratan dipenuhi, yaitu molekul harus cukup tenaga kinetik dan harus cukup dekat dengan batas antara cairan-uap.

Bila dalam larutan biner, komponen suatu mudah menguap (volatile) dan komponen lain sukar menguap (non volatile), makin rendah. Dengan adanya zat terlarut tekanan uap pelarut akan berkurang dan ini mengakibatkan kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan uap osmose. Keempat sifat ini hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut dan tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut. Seperti telah disebutkan, sifat-sifat ini disebut sifat koligatif larutan. Adanya zat terlarut (solute) yang sukar menguap (non volatile), tekanan uap dari larutan turun dan ini akan menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarutnya. Ini disebabkan karena untuk mendidih, tekanan uap larutan sama dengan tekanan udara dan untuk temperatur harus lebih tinggi (Sukardjo, 1990 : 152).
Tb = kb . m
Tb = kenaikan titik didih larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk   1 mol zat dalam 1000 gram pelarut)
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)

Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk kenaikan titik didih harus dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi
ΔTb = kb x m [1+(n-1) α]
Dimana,
n = jumlah ion-ion dalam larutan
α = derajat ionisasi



BAB III
METODE PRATIKUM

A.  Waktu dan Tempat Kegiatan

Kami melaksanakan praktikum pengaruh titik beku dan titik didih di salah satu laboratorium kimia SMAN 1 Padang Panjang pada :
Hari              : Selasa
Tanggal       : 2 Agustus 2016
Waktu          : 09.00 – 12.15 WIB


B.  Alat Dan Bahan

1.   Menentukan Penurunan Titik Beku Larutan :
·        Gelas kimia 250 ml 1 buah
·        Tabung reaksi 5 buah
·        Thermometer
·        Garam dapur
·        Aquades
·        Larutan urea 1 molal dan 2 molal
·        Es batu
·        Larutan garam dapur 1 molal dan 2 molal

2.   Menentukan Kenaikan Titik Didih Larutan
·        Gelas kimia 100 ml
·        Lampu spiritus
·        Kaki tiga dan kasa
·        Thermometer
·        Aqua
·        Larutan gula 1 molal dan 2 molal
·        Larutan garam 1 molal, 2 molal, dan 3 molal


C.    Langkah Kerja

1.   Menentukan Penurunan Titik Beku Larutan :
·        Isi gelas kimia dengan butiran es batu hingga ¾ nya dan 2 sendok makan garam, aduk ( inilah sebagai pendingin )
·        Isi tabung reaksi dengan aqua setinggi 3 cm dan masukan termometer kedalamnya
·        Dinginkan tabung reaksi kedalam pendingin dan catat suhu pada air saat air mulai membeku ( suhu tetap ), inilah titik beku air murni
·        Ulangi langkah 2 dan 3 dengan mengganti aqua dengan larutan urea I molal dan 2 molal, garam 1 molal dan 2 molal ( catat pengamatanmu pada tabel )
·        Jika es dalam campuran pendingin banyak mencair, buat lagi pendingin baru

2.   Menentukan Kedaikan Titik Didih Larutan :
·         Isi gelas kimia dengan aqua sampai ¾ nya dan panaskan
·        Catat titik didih cairan ( suhu yanng tetap saat semua air mendidih)
·        Ulangi langkah 1 dan 2 dengan mengganti aqua dengan larutan gula 1 molal dan 2 molal dan larutan garam 1 molal, 2 molal dan 3 molal dan catat pengamatanmu dalam tabel











BAB IV
PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan

1.   Menentukan Penurunan Titik Beku Larutan

NO
CAIRAN UJI
TITIK BEKU (°C )
1
Aqua ( Pelarut )
0
2
Larutan Urea 1 molal
-2
3
Larutan Urea 2 molal
-4
4
Larutan Garam 1 molal
-5
5
Larutan Garam 2 molal
-7

2.   Menentukan Kenaikan Titik Didih Larutan

NO
CAIRAN UJI
TITIK DIDIH (°C )
1
Aqua ( Pelarut )
100
2
Larutan Gula 1 molal
102
3
Larutan Gula 2 molal
103
4
Larutan Garam 1 molal
100*
5
Larutan Garam 2 molal
101*
6
Larutan Garam 3 molal
103*
         
*Pada percobaan diatas, ada beberapa dari percobaan kami yang salah seperti pada data 4,5, dan 6. Mungkin ketika kami melalukan percobaan, kami kurang teliti mengamati kenaikan titik didih larutan. Ketika mengamati kenaikan titik didih suatu larutan, termometer yang kami pegang menyentuh dasar tabung reaksi, sehingga kenaikan titik didih larutan tersebut salah.



B. Pertanyaan dan Jawaban

·        Menentukan Penurunan Titik Beku Larutan

1.   Bandingkan titik beku dua larutan yang sama tetapi konsentrasi berbeda, jelaskan jawabanmu!
Jawab :    Urea 1 molal        :       Urea 2 molal
                                  -2       :        -4
                                  1        :        2
Semakin banyak konsentrasi suatu larutan, maka semakin tinggi titik beku suatu larutan.

2.   Bandingkan titik beku antara dua larutan berbeda tetapi konsentrasi sama, jelaskan jawabanmu!
Jawab :  Urea 1 molal        :       Urea 2 molal
                        -2                :        -5
                        2                  :        5
(CO(NH)2)2   : Tidak dapat terurai sehingga konsentrasinya 1       mol.
NaCl            : Terurai menjadi Na+ + Cl- maka konsentrasinya               2 mol

3.   Jika dibandingkan antara pelarut dan larutan, mana yang lebih tinggi titik bekunya? Jelaskan kenapa terjadi hal demikian!
Jawab : Titik beku yang lebih tinggi yaitu larutan. Karena, titik beku                      air yaitu 0°C sehingga titik beku larutan lebih dari 0°C.

4.   Apa yang mempengaruhi terjadinya penurunan titik beku larutan? Jelaskan!
Jawab :  Yang memperngaruhi yaitu zat yang terlarut dan konsentrasi                  larutan tersebut. Semakin besar konsentrasi larutan semakin                      tinggi penurunan titik beku larutan dan suhunya semakin                        rendah.

·        Menentukan Kenaikan Titik Didih Larutan

1.   Bagaimana titik didih larutan jika dibandingkan dengan pelarutnya?
Jawab : Titik didih larutan lebih besar daripada titik didih pelarutnya.

2.   Tentukan besar kenaikan titik didih masing-masing larutan!
Jawab :
Larutan gula 1 molal : Jawab :
a.   Larutan gula 1 molal       : Δtb = tb larutan – tb pelarut = 102-100 = 2°C
b.   Larutan gula 2 molal       : Δtb = tb larutan – tb pelarut = 103-100 = 3°C
c.    Larutan garam 1 molal    : Δtb = tb larutan – tb pelarut = 100-100 = 0°C
d.   Larutan garam 2 molal    : Δtb = tb larutan – tb pelarut = 101-100 = 1°C

3.    Bandingkan data no 2 dan 3 serta no 4 dan 5, jika angkanya berbeda diskusikan apa penyebab perbedaan tersebut !
Jawab :  Data 2                   :        Data 3
                        102              :        103
                        1 mol           :        2 mol
              Penyebabnya yaitu konsentrasi dan titik didih.
              Data 4                   :        Data 5
                        100              :        100
                        1 mol           :        2 mol
              Penyebabnya yaitu konsentrasi dan titik didih.







4.   Bandingkan data no 2 dan 4 serta no 3 dan 5, jika angkanya berbeda diskusikan kenapa demikian dan apa penyebab perbedaan tersebut!
Jawab : Data 2                   :        Data 4
                        102              :        100
                        1 mol           :        1 mol
              Data 3                   :        Data 5
                        2 mol           :        2 mol

5.   Tulis kesimpulanmu tentang pengaruh zat terlarut pada kenaikan titik didih larutan!
Jawab : Apabila suatu zat terlarut memiliki konsentrasi yang tinggi,                        maka kenaikan titik didih suatu larutan akan semakin tinggi.

























BAB V
PENUTUP


A. Kesimpulan

Semakin banyak waktu yang diberikan maka semakin rendah titik beku yang dihasilkan. Dari penelitian yang kami telah lakukan, kami dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai  berikut :
·         Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih tidak tergantung pada komposisi kimia dari zat tersebut tetapi tergantung pada jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan, kemolalan larutan, massa zat terlarut dan massa pelarutnya.
·         Perbedaan hasil pengukuran menurut teori dengan pengamatan langsung disebabkan oleh ketidaktelitian dalam mengamati skala thermometer serta pengaruh suhu luar.
·         Garam dapur berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu sehingga es batu tidak akan membeku pada suhu 0ºC, sehingga ketika sebuah tabung reaksi diletakkan didalam gelas kimia, akan terbentuk sebuah sistem antara larutan es batu yang suhunya 0ºC(l) dengan larutan uji yang ada didalam tabung reaksi.


B.    Saran

Untuk penelitian kedepanya, harus lebih diperhatikan hal-hal seperti, bersihkan dulu alat-alat untuk melakukan praktikum, agar saat pengambilan data untuk laporan lebih akurat dan tepat.Teliti dalam mengambil data, menimbang bahan serta membaca thermoneter sangat penting









Penutup

Demikianlah laporan hasil pratikum ini kami buat dengan yang sebenar-benarnya. Ucapan terima kasih Allah swt. yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga terlaksananya pratikum ini.
Kami selaku aggota kelompok memohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan serta kekurangan dalam laporan hasil pratikum ini. Selain untuk memenuhi tugas Kimia, Semoga laporan hasil wawancara ini dapat menjadi acuan, pertimbangan , serta motivasi dan koreksi bagi kegiataan pratikum selanjutnya.