TARI ZAPIN
A.
Pengertian Tarian Zapin
Tarian Zapin merupakan salah satu dari pada
berbagai jenis tarian Melayu yang masih ada hingga sekarang. Tarian Zapin
berasal dari perkataan Arab yaitu “Zaffan” yang artinya penari dan “Al-Zapin”
yang artinya gerak kaki. Tarian ini diilhamkan oleh peranakan Arab dan
diketahui berasal dari Yaman. Mengikuti sejarah Tarian Zapin, pada mulanya
tarian ini adalah sebagai tarian hiburan di istana. Setelah dibawa dari Yaman
oleh para pedagang Arab pada awal abad ke-16, Tarian Zapin ini kemudiannya
merebak ke negeri-negeri sekitar Johor seperti di Riau, Singapura, Sarawak dan
Brunei Darusalam. Tarian Zapin diperkenalkan di Pekanbaru oleh seorang songkok
yang berasal dari Sumatra yang bernama Adam sekitar tahun 1930-an. Namun tarian
ini sangat popular di Pekanbaru pada tahun 1950-an dan 1960-an terutama di
kampung Tanjung Gemuk dan kampung Lamir.
Tari zapin mulanya berasal dari tanah
arab yaitu yaman dimana tarian zapin tersebut digunakan sebagai hiburan
dikalangan istana khusuhnya di negeri parsi tarian zapin itu berasal. Kemudian
dibawa dari Hadramaut, oleh
saudagar arab pada awal abad
ke-16 dan masuk ke Johor Lingga, 1824 tumbuh dan berkembang pada
kerajaan Johor, Riau, dan Lingga. Barulah
tari zapin merebak ke sekitar daerah melayu seperti Malaysia, Singapura, Indonesia
dan Brunei Darussalam.
Perkembangan tari zapin identik dengan
budaya melayu maupun dengan hal berpantun. Seniman dan budayawan mampu membuat
seni tradisinya. Tidak mandek tapi penuh dinamika yang selalu dapat diterima
dalam setiap keadaan. Makanya tari zapin masih eksis sampai saat ini.
Bagaimanapun juga walaupun tari zapin masih eksis sampai sekarang
tentunya ada daerah yang membuat tari zapin itu lebih berkembang dikalangan
masyarakatnya. Tari zapin pada saat sekarang ini lebih berkembang di daerah
pesisir pantai atau daerah kepulauan.
Tari zapin tumbuh dan berkembang
didaerah melayu seperti daerah Brunei, Malaysia, singapura, dan Indonesia. Di
Indonesia khususnya daerah yang ada suku melayu nya seperti Jakarta(betawi),
Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat(Minang Kabau), Lampung,
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Dan Bengkulu. Dan Khususnya didaerah Riau Tari
zapin berkembang di daerah Siak Sri Indrapura, Bengkalis, Pelalawan dan
disetiap daerah yang terdapat perbedaan latar belakang.
Tari zapin merupakan salah satu tari
tradisi khususnya di Riau. Dimana tari zapin tradisi penarinya hanya ditarikan
oleh para lelaki tetapi pada saat sekarang ini tari zapin sudah berembang
dimana tari zapin sekarang sudah mengalami perubahan dan perkembangannya di
setiap gerakannya. Tari zapin tradisi pada zaman dahulu kala yang hanya
dilakukan oleh para penari lelaki akan mengangkat status sosialnya pada
masyarakat dan selalu menjadi incaran oleh para orang tua untuk dijodohkan
kepada anaknya.
Contoh-contoh Tarian Zapin:
1. Zapin Melayu Johor
2. Zapin Pulau
3. Zapin Arab
4. Zapin Singapura
5. Zapin Lancang Kuning
6. Zapin Tempurung
7. Zapin Nelayan
8. Zapin Nasib Lancang Kuning
1. Zapin Melayu Johor
2. Zapin Pulau
3. Zapin Arab
4. Zapin Singapura
5. Zapin Lancang Kuning
6. Zapin Tempurung
7. Zapin Nelayan
8. Zapin Nasib Lancang Kuning
B. Teknik Persembahan Tarian Zapin
Sebagai sebuah tarian persembahan, Tarian Zapin
terbagi kepada 3 peringkat:
Peringkat ke-1: Pemukaan atau pembuka tari
Peringkat ke-2: Pecahan atau gerak serta lenggang tari
Peringkat ke-3: Penutup tarian
Peringkat ke-1: Pemukaan atau pembuka tari
Peringkat ke-2: Pecahan atau gerak serta lenggang tari
Peringkat ke-3: Penutup tarian
Tarian
Zapin menumpukan pada langkahan dengan posisi kaki selalu tertutup dan tidak merendah.
Kebanyakan posisi badan selalu bergerak seperti ombak mengalun. Posisi tangan
tidak diperlihatkan secara jelas, tangan kanan maupun tangan kiri berada
dibawah bahu. Biasanya lagu yang dinyanyikan dalam Tarian Zapin berunsur
keagamaan, kata-kata nasihat, pujian kepada kebesaran agama dan kesempurnaan
Budi Pekerti.
C.
Pakaian Didalam Tarian Zapin
Sungguhpun
Tarian Zapin mempunyai pengaruh Arab-Parsi, tetapi dari segi pakaian
penari-penari memakai pakaian Melayu selengkapnya yaitu bagi laki-laki berkain
samping, memakai baju teluk belanga, cekak musang, memakai kain sarung tenunan
siak, dan bersongkok sedangkan wanita memakai kurung, kain sarong, kebaya
panjang, hiasan kembang goyang untuk sanggul, gelang atau dukuh.
D.
Alat Musik Pengiring Tarian Zapin
Alat
musik utama yang digunakan untuk mengiringi Tarian Zapin adalah gambus, rebana,
gendang dan marwas tetapi, untuk Zapin Arab hanya menggunakan alat musik berupa
Marwas dan Gambus. Petikan gambus untuk membawakan lagu sedangkan rentak
gendang / rebana menentukan retak dan pecahan tari. Lagu-lagu pengiring tarian
Zapin pertama kali diciptakan oleh Tengku Mansor dan dinyanyikan oleh istrinya
Cik Norlia yang berasal dari Singapura. Beberapa lagu yang diciptakannya
adalah: Ya Salam, Yale-Yale, Tanjung Serindit, Sri Pekan, Lancang Kuning,
Gambus Palembang, dan Lancang Daik. Contoh lagu-lagu pengiring tarian Zapin
lainnya adalah: Nasib Lancang Kuning, Pulut Hitam, Bismillah, Sanaah, Saying
Sarawak, Lancing Balai, Anak Ayam Patah, Zapin Asli, Gendang Rebana, dll.
E. Nilai estetika dalam kostum tari zapin
Kostum atau busana tari zapin secafra
tradisi memakai pakaian melayu. Pakaian ini amat banyak variasinya, karena
dilatar belakangi oleh masyarakat dan kebudayaan melayu yang majemuk.
Kemajemukan ini terwujud melalui kontak-kontak budaya tempatan dengan budaya
luar yang berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama. Pakaian yang digunakan
zapin yang bernuansa islamiah itu lah yang menimbulkan nilai estetika yang
tinggi sebab pakaiannya saja sudah menimbulkan suatu norma kesopanan didalam
berpakaian. Dan dengan cara berpakaian itu saja sudah menjadi acuan dalam
masyarakat dan menjadi aturan khusus serta berpakaiannya sejalan dengan adat
istiadat yang berlaku.
Fungsi penataan busana itu adalah:
a. Menutupi
tubuh penari
b. Memperjelas
garis-garis ruang gerak penari
c. Mendukung
ungkapan suasana tari
d. Mempertegas
identitas tari
e. Tidak
mengganggu gerak penari.
Didalam karangan buku Prof. Dr. R. M.
Soedarsono yang berjudul Performance of Art In Indonesian at Globalization Era
(Seni Pertunjukan Di Indonesia Di Era Globalisasi) Soedarsono mengungkapkan
bahwa kata zapin itu Berasal dari kata Zaffa(Menuntun Pengantin wanita menuju
perkawinan), Zafah(perkawinan), serta Zafana(tari yang dipersembahkan pada
upacara perkawinan). Dan tari ini tidak begitu formal dan dilakukan secara
berpasang-pasangan dengan mengutamakan langkah kaki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar